Indonesia Menyapa, Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan ekosistem sehat dan inklusif yang melibatkan pelaku UMKM dari hulu hingga hilir sebagai upaya menciptakan pemerataan serta keadilan ekonomi.
“Dalam konteks margin keuntungan, berdasarkan data BGN, satu SPPG dibatasi untuk melayani 3.000 hingga 4.000 penerima program MBG. Pembatasan ini dilakukan agar tercipta pemerataan ekonomi di berbagai daerah,” ujar Maman, Selasa (20/5/2025).
Maman menekankan, program MBG yang merupakan prioritas nasional untuk mewujudkan generasi sehat dan unggul, secara strategis melibatkan UMKM dalam tiga sektor utama, sebagai pemasok bahan baku, penyedia jasa boga SPPG, serta pengelola limbah makanan.
Contohnya, SPPG Cileunyi Al-Kasyaf dipilih karena telah memenuhi indikator sebagai SPPG ramah UMKM. Lokasi ini dianggap berhasil mengoptimalkan potensi ekonomi lokal melalui pelibatan pelaku UMKM secara menyeluruh dalam rantai pasok makanan bergizi.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, terdapat sekitar 29,3 juta UMKM di sektor pangan yang berpotensi menjadi pemasok bahan baku. Sementara itu, data Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) Kementerian UMKM 2024 mencatat lebih dari 30.000 UMKM bergerak di sektor jasa boga dan pengelolaan limbah makanan.
“Program MBG mengusung semangat UMKM mandiri, gizi terpenuhi. Artinya, penguatan UMKM dalam rantai pasok pangan menjadi kunci untuk menjaga kontinuitas dan kualitas distribusi makanan bergizi kepada masyarakat,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Kementerian UMKM menjalankan program berbasis empat pilar utama, yakni fasilitasi akses permodalan dan pembiayaan, peningkatan kapasitas manajemen usaha, peningkatan produktivitas, legalitas dan perlindungan usaha bagi pelaku dan relawan dalam ekosistem MBG.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan yakni pendampingan intensif selama tiga bulan kepada UMKM agar mampu memenuhi spesifikasi SPPG, termasuk pelatihan pengelolaan sisa makanan melalui budidaya maggot sebagai solusi pengolahan limbah ramah lingkungan.
Sumber: SPPG pada Program MBG Jadi Ekosistem UMKM Ramah dan Inklusif