Para Pejuang Rupiah Lewat Hampers di Hari Raya

UMKM

Indonesia Menyapa, Jakarta – Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Frasa tersebut menjadi jargon yang tersematkan kepada bulan suci tersebut lantaran dipenuhi dengan banyak peluang dan kesempatan mendapatkan kebaikan, tak terkecuali dalam hal rezeki.

 

Perputaran Uang Tinggi

Setiap tahunnya, bulan Ramadan selalu menjadi bulan dengan perputaran uang paling kencang di negeri ini. Fakta ini didukung oleh jumlah penduduk muslim di Indonesia yang mencapai 236 juta orang. Alhasil, pertumbuhan ekonomi yang beririsan dengan bulan Ramadan juga kerap menjadi yang tertinggi di antara periode lainnya.

Menjelang Lebaran, peningkatan peredaran uang akan tumbuh lebih tinggi. Hal ini didukung oleh aktivitas masyarakat yang banyak menghabiskan belanja untuk berbagai kegiatan yang hanya muncul di masa Ramadan. Mulai dari buka puasa bersama, berkirim hantaran atau yang biasa dikenal dengan hampers, menyediakan kue kering, hingga berbelanja baju baru untuk merayakan Lebaran.

Tak heran Bank Indonesia (BI) sampai menyiapkan uang tunai sebesar Rp 197,6 triliun untuk Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Besaran uang tersebut 4,65% lebih tinggi dari periode Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu yang sebesar Rp 189 triliun. Kenaikan penyiapan uang beredar juga dicatatkan oleh sejumlah perbankan lainnya.

Perputaran uang yang begitu kencang ini tentu akan sangat sayang dilewatkan begitu saja. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh seorang David Liementha, seorang pebisnis makanan ringan dan cokelat asal Jakarta Utara dengan jenama Melts.id. Meski tak merayakan Lebaran, tapi David juga ikut kecipratan berkah dari bulan Ramadan. Usahanya yang dimulai sejak pandemi COVID-19 tersebut mencatatkan peningkatan penjualan 50 hingga 100 kali lipat dari hari biasanya.

“Di awal launching, kita palingan jual barang itu cuma 10 paket (hampers), 20 paket per hari. Nah, di Ramadan itu selama satu bulan penuh, per harinya itu bisa 500 sampai 1.000 paket (hampers), jadi bukan kali sepuluh lagi ya (kuantitas naiknya), tapi lima puluh sampai seratus,” kata David dalam program d’mentor on location, Kamis (28/3/2024).

Kepada detikcom, David bercerita bahwa penjualan Melts.id selalu mengalami kenaikan signifikan di momen Hari Raya. David yang menjual Melts.id secara satuan pada hari biasa kerap kali mendapatkan permintaan khusus para pelanggannya di bulan Ramadan. Produk yang tadinya dijual satuan kini dibungkus secara kolektif dan rapi serta menyisipkan catatan manis.

Awalnya David mencoba memenuhi permintaan pembelinya dengan fasilitas yang terbatas dan bermodalkan kertas HVS. Tingginya permintaan yang masuk akan hal ini akhirnya membuat Melts.id mulai menyediakan box dan kartu yang kemudian berkembang menjadi paket hampers. Hal itu dilatarbelakangi oleh pelanggan Melts.id yang cenderung membeli produk untuk dikirimkan lagi bagi orang lain.

“Bersyukur, karena Covid-19, kita jadi menemukan identitas brand kita juga, sih. Semenjak Covid tuh, identitas kita (Melts.id), kita jadi tau banget,” kata David.

Hampers hari-hari ini memang kerap menjadi barang ‘sakral’ yang paling dicari jelang Hari Raya. Di Indonesia, ada tradisi saling memberi bingkisan pada Hari Raya yang sudah dikenal sejak lama. Biasanya, orang-orang ini saling memberi bingkisan kepada teman, sahabat, dan kolega bisnis. Bingkisan yang diberi pun isinya macam-macam, mulai dari kue kering, buah-buahan, hingga set piring keramik kerap dijumpai sebagai isinya.

Paket hampers Melts.id sendiri terdiri atas aneka makanan ringan dan cokelat yang berbahan dasar nabati. Cokelat dan kue Melts.id didesain sedemikian rupa agar tak terlalu berbahaya bagi kesehatan, namun tetap bisa dinikmati oleh pelanggannya. Mulai dari kukis, biskuit, hingga nastar cokelat khas Melts.id “Choco Lava Nastar” dapat dibeli satuan ataupun dibeli secara paketan dalam hampers.

“Melts.id itu adalah chocolate and snack brand, yang menyediakan healthier options buat orang-orang mau menuju ke kehidupan yang lebih sehat. Jadi, tagline kita adalah guilt-free snack and chocolate,” Kata David.

 

Inovasi

Tingginya permintaan paket hampers menuntut Melts.id berinovasi demi menjaga kepuasan konsumen. Salah satu inovasi yang dilakukan seperti desain paket kemasan yang dibuat tematik, sesuai dengan Hari Raya yang sedang berlangsung.

Butuh waktu tiga bulan bagi Melts.id untuk mempelajari tema Hari Raya yang sedang berlangsung untuk produksi hampersnya. Hal itu meliputi pembuatan desain, produksi, dan pemotretan produk. Di luar momen Hari Raya, paket hampers Melts.id tetap tersedia untuk dibeli dengan kemasan box seperti hampers dengan desain paket yang lebih umum dan tidak tematik.

“Kalau kita mau jalanin brand yang sustainable, jangan pernah berhenti improve. Every single thing, apapun hal kecil itu, improve. Kita kan bikin bukan cuma untuk cari untung, tapi kita berharap yang nerima barang kita bisa menerima dampak bagusnya,” Ujar David ketika ditanya mengenai trik berbisnis hampers.

David merasa bahwa bisnis yang dibuatnya harus memiliki dampak yang baik bagi pembeli dan juga pekerjanya. Hal itu adalah prinsip bagi Melts.id sebagai bisnis yang selalu terbuka pada saran dan suara pembelunya. David tak segan mengubah haluan Melts.id dari bisnis snack biasa menjadi paket hampers yang kemudian bisa menaikan kuantitas penjualannya.

Setali tiga uang, Rully Mustaqimah yang juga berbisnis hampers merasakan pengalaman serupa dengan David. Rully yang menjual hampers berisi sabun organik juga berhasil meraup kenaikan penjualan secara signifikan meski produk yang dijual tidak umum disajikan dalam bentuk hampers.

Rully memulai produksi sabun organiknya lewat jenama Tanzif.id pada tahun 2020. Hal itu dilakukannya setelah melalui proses pengembangan yang cukup lama, yakni sejak tahun 2018. Munculnya Tanzif.id ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan Rully terhadap limbah cair dan busa yang memiliki dampak buruk bagi kualitas air.

Hal itu dilakukan oleh Rully Mustaqimah dengan bisnis sabun organiknya, Tanzif.id. Rully memulai produksi sabun organiknya pada tahun 2020 lalu karena keprihatinannya terhadap limbah cair dan busa yang berdampak buruk bagi kualitas air. Rully juga menjelaskan bahwa bahan-bahan organik dipilih menjadi bahan dasar dari produk Tanzif.id karena memiliki berbagai manfaat untuk kulit. Beragam produk kebersihan tersedia di Tanzif.id, mulai dari sabun, sampo, hingga sabun cuci piring. Semuanya terbuat dari bahan organik seperti tumbuhan dan susu kambing.

Produk Tanzif.id yang mulanya hanya dapat dibeli satuan, kemudian mulai tersedia dalam bentuk paket hampers. Hal itu dimulai ketika awal tahun 2021, dimana Rully memutuskan untuk melakukan kolaborasi antara Tanzif.id dengan salah satu jenama kerajinan tangan. Dia kemudian menemukan fakta bahwa kolaborasi ini baik untuk pengembangan bisnisnya, terutama pada momen Hari Raya.

“Ternyata, ketika di combine, produk sabun Tanzif ini dengan produk lain, yang memang satu tema, artinya (dapat) menambah kesan orang,” Ujar Rully.

Selain Hampers tematik Hari Raya, Tanzif.id juga menyediakan berbagai paket sabun. Misalnya, paket traveler Tanzif. Paket ini berisi aneka sabun dan keperluan mandi yang dibuat padat untuk para wisatawan yang ingin praktis. Rully menjelaskan bahwa paket ini juga jadi salah satu favorit para pelanggannya.

“Paket traveler itu samponya padat, semuanya padat. Jadi, kalau misalnya dibawa kemana-mana orang nggak khawatir tumpah dan tercecer, karena bentuknya padat jadi fleksibel banget. Itu yang bikin nggak hari-hari raya tertentu, orang-orang tetap suka,” Rully menjelaskan.

Sama seperti David, Rully juga bercerita bahwa para pelanggan Tanzif.id cenderung membeli produknya untuk diberikan lagi kepada orang lain. Orang-orang cenderung membeli produknya sebagai hadiah, baik sebagai cinderamata, ataupun sebagai paket yang dipesan oleh perusahaan. Bahkan, produk sabun organik Tanzif.id juga sering dipesan secara khusus oleh pembeli sebagai barang hantaran pernikahan atau bingkisan untuk orang sakit.

Dalam pembuatan hampers, Tanzif.id juga memiliki prinsip yang mengedepankan lingkungan. Itu alasannya, Tanzif.id sering berkolaborasi dengan aneka jenama kerajinan dalam membuat kemasan hampers yang minim sampah plastik. Maka dari itu, produk Tanzif.id dapat dijumpai dalam kemasan ramah lingkungan seperti kertas, kain, bahkan eceng gondok.

Di momen mendekati Hari Raya, penjualan produk Tanzif.id naik empat kali lipat dari biasanya yang hanya terjual sekitar 30-50 buah saja dalam sehari. Rully menegaskan bahwa penjualan ini juga didukung dengan pemasaran di media sosial dan juga dari mulut ke mulut, khususnya dari komunitas di Facebook dan teman-teman ‘ibu-ibu’ di WhatsApp.

“Biasa ini kalau ibu-ibu senengnya main di WA grup. WA grup itu best banget, karena satu ibu-ibu bisa memengaruhi ibu-ibu yang lain,” Ujar Rully sambil tertawa.

Dalam pembuatan hampers ini, Tanzif.id berharap meminimalisir limbah dengan menggunakan bahan organik juga pada kemasan produknya yang terbuat dari eceng gondok dan kain. Hal itu dilakukan Rully dengan berkolaborasi dengan UMKM lain sekaligus menjadi jawabannya ketika ditanya mengenai triknya dalam mengelola bisnis.

“Aku menyadari kita nggak bisa sendiri, karena beda banget ketika hanya tanzif sendiri dan (kita berkolaborasi) dengan yang lain,” Ujarnya.

Begitulah cerita David dan Rully, pebisnis yang memanfaatkan momentum Hari Raya untuk mengembangkan bisnisnya melalui hampers. Keduanya sama-sama mendapatkan dampak positif dari tingginya perputaran uang menjelang Hari Raya. Siapa sangka, ternyata hampers adalah salah satu barang dengan permintaan tinggi yang memengaruhi roda perekonomian Indonesia.

 

Sumber: Mereka yang Mendulang Rupiah Lewat Hampers di Hari Raya (detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *