Trump Hadapi Tantangan Hukum, Tapi Tetap Berpeluang Menang Pilpres

Peristiwa

Indonesia Menyapa, Jakarta — Donald Trump adalah satu-satunya presiden AS yang pernah dimakzulkan dua kali. Ia juga satu-satunya presiden yang pernah divonis bersalah karena tuduhan pidana. Ia menghadapi kemungkinan hukuman penjara dan dua dakwaan lagi. Keduanya menuduh dia berusaha membalikkan kekalahannya dalam pemilu tahun 2020.

Trump selamat pada Sabtu malam, dari upaya pembunuhan oleh seorang pria bersenjata, dalam sebuah kampanye politik, bahkan ketika darah mengalir di wajahnya, setelah sebuah peluru menembus telinga kanannya. Namun Trump, yang berusia 78 tahun, juga merupakan calon presiden dari Partai Republik untuk pemilu ketiga berturut-turut, dan akan menerima pencalonannya pada Kamis (18/7) malam di Konvensi Nasional Partai Republik.

Pada bulan November, Trump bisa menjadi presiden AS kedua yang pernah terpilih untuk masa jabatan kedua, namun tidak berurutan, selama empat tahun di Gedung Putih, suatu prestasi yang belum pernah dicapai sejak presiden Grover Cleveland pada akhir tahun 1800-an.

Trump dicerca oleh Partai Demokrat, namun dicintai oleh jutaan pengikutnya yang memilihnya untuk menjabat pada tahun 2016 berdasarkan janji kampanyenya untuk “Membuat Amerika Jaya Lagi.”

Banyak di antara mereka masih percaya atas klaimnya bahwa ia dicurangi untuk dipilih pada masa jabatan kedua empat tahun lalu.

Mantan taipan real estate dan pembawa acara reality show itu kadang-kadang, hampir secara spontan, mengakui bahwa ia tidak memenangkan pemilu terakhir, namun sering mengatakan bahwa ia kalah hanya karena pemungutan suara dan penghitungan suara yang dicurangi.

Kini, jajak pendapat nasional menunjukkan Trump berada dalam persaingan yang sangat panas dengan Presiden Joe Biden, kandidat dari Partai Demokrat yang menang tipis pada tahun 2020. Meski demikian, Trump secara marginal namun konsisten mengungguli Biden di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertempuran politik yang kemungkinan akan menentukan pemilu pada tanggal 5 November nanti.

Jajak pendapat menunjukkan, banyak pemilih berpendapat Trump mengelola perekonomian AS yang terbesar di dunia, lebih baik daripada Biden, dan lebih tangguh serta lebih berhasil dalam membendung arus migran illegal yang masuk ke Amerika Serikat, melintasi perbatasan barat daya dengan Meksiko.

Trump berjanji kepada para pemilihnya untuk membalas dendam atas kekalahannya dalam pemilu tahun 2020 dan menambahkan, ia akan menjadi seorang diktator, tetapi hanya pada hari pertama masa jabatan presiden yang baru. “Kami menutup perbatasan dengan Meksiko dan melakukan pengeboran, pengeboran dan pengeboran. Setelah itu, saya bukan seorang diktator, oke?”

Tahun lalu, Trump mengatakan kepada para pendukungnya di sebuah pertemuan konservatif, “Pada tahun 2016, saya menyatakan: Saya adalah suara Anda.

Hari ini, saya menambahkan: Saya adalah pejuang Anda. Saya adalah keadilanmu. Dan bagi orang-orang yang dipersalahkan dan dikhianati: Sayalah yang menebusmu.”

 

Sumber: Trump Hadapi Tantangan Hukum, Tapi Berpeluang Menang Pilpres (voaindonesia.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *