Indonesia Menyapa, Jakarta — Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi penghormatan kepada para pejuang perlawanan selama Perang Dunia II, dalam sebuah upacara pada hari Minggu (25/8) di Paris untuk memperingati 80 tahun setelah ibu kota Prancis itu dibebaskan dari pendudukan Nazi.
Dalam pidatonya Macron mengatakan, periode ketika Paris teraniaya adalah masa yang mencekam bagi orang-orang Yahudi. Ketika itu, terjadi deportasi besar-besaran di mana 13.000 orang Yahudi, termasuk 4.000 anak-anak, diusir dari rumah mereka. Ia mengatakan, Paris ketika itu hancur, namun tidak seluruhnya, dan bahkan kemudian muncul perlawanan.
Bendera Prancis dikibarkan pada tengah hari di dasar Menara Eiffel untuk memperingati hari tersebut.
Pada pagi hari tanggal 25 Agustus 1944, tank-tank pimpinan Jenderal Philippe François Marie Leclerc memasuki Paris dari selatan dan barat, dan pada tengah hari, bendera Prancis berkibar di Menara Eiffel menggantikan sebuah swastika, untuk pertama kalinya dalam empat tahun.
Kirab obor tersebut, menjelang dimulainya Paralimpiade di Paris pada 28 Agustus, singgah pada upacara peringatan itu sebagai penghormatan, sebelum melanjutkan perjalanannya di kawasan Paris.