Trend Micro Siapkan Teknologi Pendeteksi Deepfake

Indonesia Menyapa, Jakarta — Penelitian Trend Micro menunjukkan bahwa pelaku kejahatan siber memanfaatkan ledakan penggunaan AI di enterprise, salah satunya adalah penggunaan deepfake.

Penggunaan AI untuk kejahatan ini tergolong mudah diakses dan biaya yang dibutuhkan lebih murah dibanding sebelumnya. Alhasil penjahat dengan berbagai tingkat keahlian dapat dengan mudah melancarkan serangan dalam skala besar untuk mengecoh korban, dengan tujuan pemerasan, pencurian identitas, fraud, atau misinformasi.

“Penelitian terbaru kami mengungkapkan beberapa tools deepfake terbaru yang memudahkan pelaku kejahatan siber, apapun level kemampuannya, untuk melancarkan scam yang merugikan, rekayasa sosial, dan upaya menerobos keamanan,” kata Kevin Simzer, COO Trend Micro, dalam keterangan yang diterima detikINET.

“Demi pelanggan kami, baik enterprise maupun konsumen, kami memimpin industri untuk melawan balik dengan kemampuan baru mendeteksi deepfake dan berbagai bentuk fraud berbasis AI lainnya. Seperti pergeseran ancaman dan lanskap IT di masa lalu, kami telah melihat tantangan dalam mengamankan AI dan berhasil menghadapinya,” tambahnya.

Ia pun menyebut mendeteksi dan menaklukkan metode berbasis AI ini menjadi sangat penting agar kita bisa mengelola risiko permukaan serangan yang ada di enterprise dengan lebih baik, serta menurunkan risiko online secara keseluruhan bagi konsumen.

Riset Trend Micro pun menunjukkan kalau 71% konsumen sudah menganggap deepfake sebagai sesuatu yang negatif dan penggunaan utamanya adalah untuk penipuan.

Hal negatif dari deepfake ini juga dijelaskan oleh analis Gartner Dan Ayoub, yang menyebutkan aplikasi generative AI berkualitas tinggi saat ini sudah tersedia dan bisa menghasilkan konten yang sangat realistis sehingga bisa menipu ataupun mengecoh audiens.

“Aplikasi GenAI berkualitas tinggi yang sudah tersedia saat ini mampu membuat konten video yang photo-realistic yang dapat menipu atau mengecoh audiens. Mengingat kemudahan menggunakan tools ini dan kecanggihannya yang semakin meningkat, sangat penting untuk mengembangkan pendekatan metodologis dalam mendeteksi konten deepfake GenAI,” kata Ayoub.

Deepfake menimbulkan risiko yang signifikan bagi enterprise modern dan individu. Deepfake yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan dampak finansial, kehilangan pekerjaan, masalah hukum, kerusakan reputasi, pencurian identitas, dan potensi bahaya terhadap kesehatan mental atau fisik.

Untuk itulah, lewat Trend Micro Vision One yang akan segera tersedia, mereka menyiapkan teknologi pendeteksi deepfake terbaru akan menggunakan berbagai metode canggih untuk mendeteksi konten yang dihasilkan oleh AI.

Peluncuran solusi baru Trend merupakan bagian dari misi perusahaan untuk melindungi pelanggan dalam perjalanan penggunaan AI. Dengan mendukung strategi zero trust, Trend baru-baru ini merilis fitur-fitur baru untuk Trend Vision One yang dirancang untuk:

  • Memusatkan manajemen akses dan penggunaan GenAI pada karyawan
  • Memeriksa berbagai perintah yang diberikan, untuk mencegah kebocoran data dan terinfeksi elemen berbahaya
  • Menyaring konten GenAI untuk memenuhi berbagai regulasi
  • Melindungi dari serangan large language model (LLM)

 

Sumber: Trend Micro Siapkan Teknologi Pendeteksi Deepfake (detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *