Indonesia Menyapa, Jakarta — Bagi pendamba ketenangan, berkunjung ke pemakaman orang Belanda alias Ereveld Pandu di Bandung sangat disarankan. Syahdu dan khidmat, itulah yang dirasakan.
Ereveld dalam bahasa Belanda berarti ‘ladang kehormatan’. Ereveld merujuk kepada kompleks pemakaman Belanda yang ada di Indonesia, umumnya menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para tentara Belanda yang gugur selama perang, terutama Perang Kemerdekaan di Indonesia.
Salah satu Ereveld di Indonesia adalah Makam Kehormatan Belanda Pandu di Bandung. Tempat ini menjadi saksi bisu bagi jasa para militer yang berdinas di Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) dan Angkatan Darat Kerajaan Belanda.
Di Makam Kehormatan Belanda Pandu, terdapat beberapa monumen yang mencerminkan hubungan antara Bandung dan KNIL. Selain militer, di sini juga dimakamkan warga sipil yang meninggal di kamp-kamp konsentrasi Jepang di Bandung dan sekitarnya, serta korban yang gugur pada masa revolusi.
Ereveld Pandu merupakan salah satu dari dua Ereveld di Jawa Barat, selain Ereveld Leuwigajah di Cimahi. Kompleks ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi lebih dari 4.000 tentara Belanda yang gugur selama Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan Indonesia.
Selain tentara, terdapat juga beberapa warga sipil Belanda yang menjadi korban perang dan dimakamkan di sini.
“Sudah ada 4.000 ribuan yang dimakamkan di sini, dari berbagai kalangan dan agama. Namun, ada beberapa yang belum diberi nama karena masih menunggu hasil dari Pemerintah Belanda, soalnya di sini data-data yang dimakamkan benar-benar datanya jelas,” ucap penjaga makam Ereveld Pandu, Dedi, belum lama ini.
Dibangun pada tahun 1946, Ereveld Pandu memiliki luas sekitar 10 hektare dan terbagi menjadi beberapa blok berdasarkan agama dan kewarganegaraan.
Kompleks ini ditata dengan sangat asri, dengan deretan batu nisan putih yang tertata rapi. Di bagian tengah terdapat sebuah monumen yang menjulang tinggi sebagai simbol penghormatan bagi para korban perang.
“Yang berkunjung ke sini biasanya anak SMA atau mahasiswa yang sedang mencari sejarah, banyak monumen juga di dalam sini yang dibangun untuk tugas mereka. Kalau keluarga, biasanya mengirim bunga pada waktu-waktu tertentu lewat web, jadi bisa request mau seperti apa,” lanjutnya.
Makam Ereveld Pandu buka setiap hari dari jam 07.00-17.00 WIB dan tidak memungut biaya masuk. Di setiap makam kehormatan Belanda terdapat pendopo, di mana para pengunjung bisa dengan tenang melihat daftar nama para korban dan informasi lainnya yang tersedia.
Seluruh karyawan di sini selalu siap membantu untuk menemukan makam yang dicari oleh traveler.
“Untuk mengunjungi Ereveld Pandu tinggal tekan bel saja, nanti saya atau penjaga lain akan membuka gerbang. Biasanya ada yang izin dulu ke kedutaan untuk masuk ke sini,” ujarnya.
Ereveld Pandu tidak hanya menjadi tempat peristirahatan bagi para korban perang, tetapi juga menjadi pengingat sejarah kelam masa penjajahan Belanda di Indonesia. Kompleks ini terbuka untuk umum dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Bandung.
Sumber: Tenang dan Syahdu, Melawat ke Pemakaman Orang Belanda di Bandung (detik.com)