Indonesia Menyapa, Jakarta — Seorang laki-laki yang ikut diperiksa dalam kasus kematian Liam Payne membantah memasok narkoba kepada mendiang member One Direction itu sebelum meninggal dunia pada 16 Oktober 2024.
Laki-laki bernama Braian Nahuel Paiz itu mengakui dirinya dua kali bertemu dengan Liam Payne di hotel sebelum meninggal. Namun, Paiz yang bekerja sebagai pelayan itu menegaskan tidak pernah memasok narkoba kepada Liam atau menerima uang apa pun darinya.
“Saya tidak pernah memberi Liam narkoba. Interaksi pertama Liam dengan saya yakni ketika di tempat saya bekerja,” ujar Paiz, seperti diberitakan Daily Mail pada Senin (11/11).
“Kami bertukar kontak dan bertemu satu sama lain pada malam itu. Semuanya normal. Dia turun dari kamar hotelnya untuk menjemputku karena aku tersesat,” lanjutnya.
Paiz kemudian mengaku dia memang menghabiskan malam bersama Liam Payne di CasaSur Palermo Hotel, Buenos Aires, saat pertemuan kedua mereka.
Ia sebelumnya bertemu di restoran tempatnya bekerja di kawasan Puerto Madero. Paiz lalu bertukar kontak dengan Liam Payne saat dia makan malam dengan sang penyanyi, Kate Cassidy, dan dua orang lainnya.
Ia lantas menduga bahwa Liam Payne sudah dalam pengaruh obat-obatan ketika bertemu. Pasalnya, penyanyi solo itu tidak makan apa pun ketika dirinya datang ke restoran tempat Paiz kerja.
“Kami berkumpul di sana dan dia menunjukkan kepada saya beberapa musik yang akan dia rilis,” ujarnya.
“Saya dengar orang bilang dia memakai narkoba, tetapi kenyataannya ketika dia sampai di restoran tempat saya bekerja, dia sudah berada di bawah pengaruh obat-obatan dan dia tidak makan apa pun,” lanjut Paiz.
Ia lantas merunut dua pertamuan bersama Liam Payne.
Pertemuan pertama mereka di restoran berlangsung pada 2 Oktober 2024. Kemudian, mereka bertemu lagi pada 13 Oktober 2024 atau tiga hari sebelum kematian Payne.
Paiz mengakui dia dan Payne sempat mengonsumsi narkoba bersama. Namun, pada saat itu, ia memastikan Liam tak agresif sama sekali. Ia juga menegaskan tidak memasok narkoba apa pun setelah itu, apalagi hingga menerima uang dari Liam Payne.
“Kami menghabiskan malam bersama. Kami memakai narkoba karena sebenarnya ada sesuatu intim yang terjadi,” ungkap Paiz.
“Dia tidak agresif sama sekali. Ia berperilaku sangatbaik dengan saya, dia sangat manis. Ia bahkan memastikan apakah saya baik-baik saja,” lanjutnya.
“Kami menggunakan narkoba bersama, tetapi saya tidak pernah memberikan narkoba kepadanya atau menerima uang apa pun,” sambung Paiz.
Ia kemudian memberikan keterangan detail lain, seperti Liam sempat menawarkan pakaian kepada Paiz sebagai bentuk kenang-kenangan. Paiz lalu sempat mengajak Liam bertemu salah satu teman yang menjadi fan sang penyanyi.
Liam kemudian sempat ikut Paiz bertemu teman dekatnya itu, tetapi akhirnya harus berpisah karena Paiz kembali bekerja. Ia menyatakan terakhir kali bertemu dengan Liam saat mereka berpamitan pada hari itu.
Paiz menjadi satu dari tiga orang Argentina yang dituntut di kasus kematian Liam Payne. Selain dirinya, Kejaksaan Argentina juga mengajukan tuntutan terhadap dua karyawan CasaSur Palermo Hotel.
Kantor Kejaksaan mengatakan bahwa dakwaan diajukan setelah mereka menganalisis 800 jam rekaman video dari kamera keamanan di dalam dan sekitar hotel.
Mereka juga menerima puluhan kesaksian dari “staf hotel, anggota keluarga, teman, profesional medis, ahli biokimia, dan psikiater” yang membuahkan putusan setebal 180 halaman.
Pihak keamanan Argentina juga sebelumnya sudah melakukan sembilan penggeledahan di rumah sekitar Buenos Aires, ekstraksi ponsel Payne, dan menganalisis berbagai panggilan, obrolan, dan unggahannya di media sosial untuk mencari bukti lain.
Sumber: Salah Satu Terdakwa Bantah Pasok Narkoba ke Liam Payne