Indonesia Menyapa, Jakarta–Setiap tahunnya di tanggal 14 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Hospis dan Perawatan paliatif Sedunia. Meskipun banyak masyarakat belum mengetahui pentingnya peringatan ini, namun hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup orang-orang yang terkena masalah kesehatan serius.
Perlu diketahui bahwa, Hospis sendiri merupakan perawatan khusus yang diberikan kepada orang yang memiliki penyakit serius dan mendekati akhir hayatnya. Perawatan ini bertujuan untuk membantu pasien merasa nyaman, bermartabat, dan mempertahankan kendali atas hidup mereka.
Sedangkan perawatan paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga. Di mana mereka yang menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa.
Dengan kata lain, hari ini juga menyoroti hak-hak orang dengan Life Limiting Illness (LLI) atau pengidap penyakit ganas yang dapat diperkirakan menyebabkan kematiannya. Di hari-hari terakhirnya, mereka bisa memiliki hak untuk merasa nyaman dengan cara dirawat sesuai kebutuhannya.
Merangkum berbagai sumber, pada abad ke-19, perawatan hospis mulai berkembang dan menarik perhatian. Hal itu dikarenakan aksi sukarelawan wanita yang melayani orang sakit dari berbagai negara.
Kemudian pada abad ke-20, banyak rumah sakit dengan perawatan hospis didirikan. Pada tahun 1967, seorang pemimpin hospis St. Christopher Inggris bernama Cicely Saunders mengembangkan keilmuan ini.
Praktiknya pun menyebar secara global dan diikuti oleh sukarelawan yang merawat pasien hospis sekarat di Amerika Serikat. Pada tahun 1987, pusat perawatan paliatif berbasis rumah sakit pertama kali didirikan oleh Dr. Declan Walsh.
Hingga saat ini perkembangan perawatan hospis di seluruh dunia berjalan semakin pesat. Oleh karena itu, Hari Hospis dan Perawatan paliatif Sedunia dirayakan pertama kali pada tahun 2005 lalu, dan masyarakat mendukung itu. (HAS)