Pasca Upaya Pembunuhan, Trump Serukan AS “Tetap Kuat dan Teguh”

Peristiwa

Indonesia Menyapa, Jakarta — Mantan Presiden Amerika Donald Trump hari Minggu (14/7) mengatakan “lebih penting dari sebelumnya” AS harus “berdiri kuat, teguh dan tidak membiarkan kejahatan menang.” Hal ini disampaikannya lewat platform media sosialnya, Truth Social, sehari setelah upaya pembunuhan terhadapnya.

“Terima kasih kepada semua orang atas simpati dan doa-doa kemarin, karena hanya Tuhanlah yang mencegah hal yang tidak terpikirkan terjadi,” katanya seraya menambahkan, “kami tidak akan TAKUT, melainkan tetap teguh dalam Iman kami dan menantang dalam menghadapi Kejahatan.”

Trump akan secara resmi dinominasikan sebagai calon presiden dari Partai Republik dalam konvensi nasional partai itu di kota Milwaukee, Wisconsin, pada hari Senin (15/7), untuk bertarung melawan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pemilu presiden tanggal 5 November mendatang. Trump mengatakan ia berharap dapat berpidato di hadapan rakyat AS pada hari Kamis (18/4) dalam konvensi partai itu.

Biro Penyidik Federal (FBI) mengatakan telah mengidentifikasi seorang tersangka, namun belum menentukan motif upaya pembunuhan pada hari Sabtu di sebuah rapat umum Trump di Butler, di pinggiran kota Pittsburgh di bagian timur, Pennsylvania. Ini merupakan aksi kekerasan politik AS yang paling menarik perhatian luas dalam lebih dari empat dekade terakhir.

 

FBI: Thomas Matthew Crooks “Subyek yang Terlibat” Penembakan Trump

FBI mengatakan bahwa Thomas Matthew Crooks, warga Bethel Park, Pennsylvania, yang berusia 20 tahun, menjadi “subyek yang terlibat” dalam penembakan itu.

Warga yang berada di luar perimeter keamanan di mana Trump berpidato mengatakan mereka meneriaki polisi ketika melihat laki-laki bersenjata itu merangkak ke atas atap sebuah bangunan di dekatnya dengan membawa senjata. Polisi tidak mengindahkan teriakan warga.

Laki-laki bersenjata itu berhasil melepaskan empat atau lima tembakan ke arah rapat umum, mengenai telinga kanan Trump, menewaskan seorang penonton dan melukai dua orang lainnya yang kini berada dalam kondisi kritis, sebelum ia ditembak oleh aparat keamanan.

Crooks, yang lulus SMA dua tahun lalu, terdaftar sebagai anggota Partai Republik. Namun saat berusia 17 tahun, Crooks juga memberikan sumbangan politik sebesar 15 dolar kepada “ActBlue,” sebuah komite aksi politik yang menggalang dana untuk para politisi sayap kiri dan Partai Demokrat, demikian menurut laporan Komisi Pemilihan Federal tahun 2021. Donasi tersebut ditujukan untuk “Progressive Turnout Project,” sebuah kelompok nasional yang menggalang para anggota Partai Demokrat untuk memberikan suara.

 

Melania Trump Sampaikan Rasa Terima Kasih

Istri Trump, mantan ibu negara Melania Trump, yang tidak hadir dalam rapat umum tersebut, mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Minggu, “seorang monster yang melihat suami saya sebagai mesin politik yang tidak manusiawi berusaha untuk mengubur semangat Donald – tawa, kecerdikan, kecintaannya pada musik, dan inspirasinya. Sisi inti dari kehidupan suami saya – sisi kemanusiaannya – terkubur di bawah mesin politik itu.” Ditambahkannya “bagi mereka yang menangis sebagai bentuk dukungan, saya ucapkan terima kasih. Saya memuji mereka yang telah mengulurkan tangan melampaui kesenjangan politik – terima kasih telah mengingat bahwa setiap politisi adalah seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki keluarga yang penuh kasih.”

 

Trump Ditembak Enam Menit setelah Naik Panggung

Sekitar enam menit setelah Trump naik ke atas panggung untuk berkampanye, terdengar beberapa letusan senjata api. Trump tampak memegang telinga kanannya dan kemudian merunduk di belakang podium yang langsung dikelilingi oleh beberapa agen Secret Service.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Trump mengatakan ia “baik-baik saja.” Ia diizinkan keluar dari rumah sakit Sabtu malam.

Menurut kesaksian beberapa warga dan video yang diunggah di internet, penembak terlihat memegang sebuah senapan dan merangkak ke atas atap sebuah gedung beberapa saat sebelum serangan itu terjadi. Dalam beberapa petikan video, terdengar sebagian warga yang ada di sekitar lokasi itu berteriak kepada polisi untuk memberitahu soal laki-laki itu, tetapi belum jelas apakah polisi tidak bereaksi sama sekali, atau bereaksi tepat setelah terdengar suara letusan senjata api.

Secret Service mengatakan berhasil menewaskan tersangka dan menemukan senapan semi-otomatis jenis AR-15 di dekat mayatnya.

 

Kritik terhadap Secret Service

Insiden penembakan ini dengan cepat menimbulkan pertanyaan tentang perlindungan yang diberikan Secret Service terhadap Trump, meskipun badan federal itu menolak pernyataan sebagian pendukung Trump “yang sama sekali tidak benar” bahwa Secret Service telah menolak permintaan untuk menambah personal keamanan bagi Trump.

Juru bicara Secret Service Anthony Guglielmi menegaskan, “Faktanya, baru-baru ini kami justru menambah sumber daya dan teknologi, dan kemampuan perlindungan sebagai bagian dari peningkatan perjalanan kampanye beliau.”

Mantan Wakil Direktur FBI Andrew McCabe mengatakan kepada stasiun televisi CNN bahwa dalam merencanakan pengamanan rapat umum atau kampanye di luar ruangan, pihak berwenang telah gagal “menghilangkan jarak pandang” ke panggung di mana Trump berbicara, yang menurutnya dapat dilakukan baik dengan menempatkan penghalang fisik di antara gedung di mana penembak berada dan panggung, atau dengan menempatkan personil keamanan di dekatnya untuk memblokir akses apapun ke atas atap gedung itu.

Para pemimpin faksi Partai Republik di DPR mengatakan akan meluncurkan “penyelidikan penuh” terhadap insiden penembakan itu, dan meminta Direktur Secret Service Kimberly Cheatle untuk menghadiri sidang dengar pendapat tentang hal itu.

Alex Gray, seorang mantan pejabat di Dewan Keamanan Nasional Trump mengatakan, insiden penembakan itu menunjukkan bahwa perlindungan yang diberikan Secret Service pada Trump “sepele” dibandingkan “ancaman yang dihadapinya.” Ditambahkannya, “mereka (Secret Service.red) perlu meningkatkan rincian pengamanan semaksimal mungkin sebagaimana seorang presiden, bukan mantan presiden, tetapi sebagai presiden saat ini.”

Seorang agen khusus FBI yang ditugaskan di kantor lapangan FBI di Pittsburgh, Kevin Rojek, pada hari Sabtu (13/7) mengatakan kepada wartawan bahwa “mengejutkan” seorang penembak dapat melepaskan empat atau lima tembakan sebelum ia ditembak mati.

 

Sumber: Pasca Upaya Pembunuhan, Trump Serukan AS “Tetap Kuat dan Teguh” (voaindonesia.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *