Indonesia Menyapa, Jakarta —Kampung Kontol Bangkong di Tasikmalaya sungguh unik. Selain karena namanya yang anti mainstream, di kampung itu juga ada mata air yang tak pernah mengering.
Mata air itu bernama Mata Air Cikahuripan. Mata air itu berada di sebuah bukit di sebelah selatan yang menjadi asal usul dari nama kampung tersebut, yaitu Bukit Kontol Bangkong.
Mata air Cikahuripan yang jernih dan keluar dari kaki bukit itu kerap dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari seperti untuk memasak dan mencuci pakaian.
Yang unik dari mata air di Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya itu adalah tidak pernah mengering, sekalipun musim sudah memasuki waktu kemarau.
“Air Cikahuripan ini tidak pernah kering walaupun kemarau panjang, bermanfaat sekali bagi masyarakat,” kata Ai.
Di dekat sumber mata air tersebut, pemilik lahan membangun sebuah musala atau surau kecil yang dijadikan tempat salat dan istirahat para petani di kampung tersebut.
Tempat ini pun cukup menarik untuk disinggahi pelancong dan warga sekitar. Betapa tidak, keberadaan surau kecil, mata air jernih, hamparan pesawahan, membuat orang singgah betah berlama-lama di surau ini.
Jangan Ejek Nama Kontol Bangkong
Kampung dengan nama unik ini memang belakangan mendapat perhatian dari publik Tasikmalaya. Banyak yang baru tahu jika kampung tersebut ternyata memiliki nama unik yaitu Kontol Bangkong. Padahal nama resminya adalah Kampung Lengo Kidul.
Sejumlah warga masyarakat mengatakan agar nama itu tak menjadi bahan candaan atau guyonan, kendati namanya memang tidak lazim seperti nama kampung kebanyakan.
“Iya memang benar namanya itu, tapi jangan ‘diheureuykeun’ (dijadikan bahan candaan/olok-olok). Bukit ini telah memberi banyak manfaat bagi masyarakat, di bukit ini juga terdapat makam-makam para kiai,” kata Ai (45) warga setempat, Selasa (16/7/2024).
Ade, salah seorang warga setempat mengatakan, nama Kontol Bangkong itu disematkan oleh orang tua dahulu, karena di sebuah bukit dekat kampung itu terdapat batu besar yang menyerupai kelamin katak.
Meski demikian Ade sendiri mengaku tak tahu bagaimana rupa atau bentuk kelamin katak.
“Dilihat saja sendiri itu bukitnya masih ada, yang jelas cerita orang tua dulu memang begitu. Nama Kontol Bangkong tidak terlepas dari keberadaan bukit itu,” kata Ade.
Saat didatangi, batu yang berada di atas bukit tersebut relatif asimetris. Bentuknya juga tidak terlalu mirip katak atau rupa kelamin jantan. Namun demikian ada patung katak yang dipasang di dekat batu besar itu.
Di beberapa titik kampung ini juga dipajang patung katak, salah satunya di gapura kampung yang sudah ditata dengan bagus.
Sejumlah warga setempat juga membenarkan bahwa kampung tersebut bernama Kontol Bangkong. Tapi tak sedikit dari mereka yang mengaku canggung untuk melafalkan nama kampung halamannya, terutama kepada warga luar atau warga yang belum mengetahui.
Sumber: Mata Air yang Tak Pernah Kering di Kampung Kontol Bangkong Tasikmalaya (detik.com)