Indonesia Menyapa, Kaltara – Sebanyak 9 anggota Brigade Pangan di Kabupaten Malinau dan Tana Tidung, Kalimantan Utara, menandatangani pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan kualitas pendidikan, Rabu (19/02/2025). Penandatanganan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan di wilayah tersebut.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan program Brigade Swasembada Pangan fokus membantu optimasi lahan (OPLAH) dan cetak lahan dalam mewujudkan swasembada pangan 2028.
“Satu Brigade yang terdiri dari 15 orang ini akan mengelola lahan seluas 200 hektare yang akan ditanami komoditas padi. Secara total, lahan yang akan digarap seluas 1,3 juta hektar di 12 provinsi di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan dimulai dengan memberikan bekal dan pelatihan khusus demi tercapainya swasembada pangan nasional. Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti turut menegaskan terkait hal ini. Para anggota Brigade Pangan dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.
“Pelatihan dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anggota brigade dalam mengatasi tantangan di sektor pangan, sehingga dapat berperan aktif dalam memastikan ketahanan pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” ujar Santi.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Inneke Kusumawaty menyampaikan beberapa hal pentingnya pengetahuan Brigade Pangan untuk mencapai target peningkatan indeks pertanaman. Dia menekankan pentingnya anggota Brigade Pangan mengetahui akses Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kalau di bawah 100 juta, ya. Dan beliau akan memastikan bahwa KUR itu akan diberikan kalau Bapak-Ibu bisa bayar. Jadi bank itu tidak akan memberikan KUR kalau Bapak-Ibu tidak bisa bayar,” ujar Inneke.
Selain itu, para anggota Brigade Pangan juga akan mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan keuangan dari BRI.
Inneke juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan Brigade Pangan. Ia meminta agar setiap Brigade Pangan memiliki rekening kelompok yang dapat diakses oleh semua anggota.
“Dan laporannya harus bisa diakses oleh siapapun. Nggak bisa kemudian, oh belum dicatat, masih disimpan, ketinggalan, kehujanan, nggak boleh, itu harus,” tegasnya.
Pemerintah juga meminta agar para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) secara rutin melaporkan perkembangan Brigade Pangan kepada pihak terkait. “Kami berharap ini bisa secara kontinyu dilaporkan. Jadi PPL pendamping yang sudah ditugaskan oleh Pak Kadis, ini komunikasi dengan manajer BP atau anggota BP harus lancar,” kata Inneke.
Program Brigade Pangan ini merupakan skema khusus yang mendapat perhatian langsung dari Menteri Pertanian. Pemerintah berharap program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman dan kesejahteraan petani di Kalimantan Utara.
Selanjutnya juga akan diberikan penguatan kepada para Babinsa terkait dengan pengolahan lahan dan peningkatan hasil panen. Inneke berharap agar para penyuluh dapat berperan aktif dalam program literasi Brigade Pangan yang diadakan setiap hari Selasa.
“Setiap hari Selasa, kami di pusat pelatihan BPSDMP, itu ada literasi Brigade Pangan,” katanya.
Program literasi ini akan menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, seperti kebijakan, pupuk, dan manajemen. Setiap hari Kamis, Brigade Pangan juga akan berbagi pengalaman terkait dengan implementasi program di lapangan.
Pemerintah juga telah menyiapkan buku saku bagi penyuluh dan anggota Brigade Pangan. Buku saku ini berisi informasi tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi dalam Brigade Pangan.
“Di sana memang kami sampaikan hal-hal terkait Brigade Pangan, tugas dari setiap divisi di Brigade Pangan. Jadi tugas manajer itu apa sih? Tugasnya sekretaris itu apa? Kemudian divisi produksi itu mengerjakan apa? Tanggung jawabnya apa? Divisi aset itu apa tugasnya? Divisi hilirisasi atau pemasaran itu apa? Bagian keuangan atau bagian umum itu apa?,” jelas Inneke.
Sementara Brigjen Putra Widyastawa, Koordinator Pelaksana Swasembada Pangan Wilayah Kalimantan menekankan pentingnya peran para penyuluh pendamping Brigade Pangan. Ia meminta agar para penyuluh, manajer, kepala divisi, dan operator memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menerima materi kepada anggota.
“Jangan sampai nanti Anda sebagai pendamping malah tidak paham bagaimana memberikan transformasi ilmu yang tepat,” tegas Brigjen Putra.