Indonesia Menyapa, Jakarta — Jadi korban kerusuhan 1998, pemilik toko baju ini akhirnya banting setir buka rumah makan. Ia menawarkan dendeng batokok hingga iga bakar yang ternyata jadi langganan kaum ‘old money’.
Kerusuhan tahun 1998 agaknya menjadi pengalaman kelam bagi Renie Yurnal, seorang wanita asal Padang yang saat itu merupakan pemilik toko baju di pasar Tanah Abang.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa toko baju yang sudah punya banyak langganan itu berakhir bangkrut. Pelanggannya dari berbagai negara kabur tanpa membayar.

“Dulu pas kerusuhan, pelanggan saya dari Dubai dan Arab itu pada kabur pulang ke negara mereka dan nggak bayar. Toko saya langsung kolaps saat itu juga,” tutur Renie kepada detikfood (23/04/25).
RM Padang yang jadi langganan ‘old money’

Meski mengalami hal buruk, Renie tak patah semangat. Dengan modal yang tersisa, ia kemudian banting setir membuka rumah makan bernama RM Datuk. Tak disangka usahanya berkembang pesat.
“Awalnya rumah makan ini buka di pasar Cipulir, terus pindah di Tanah Abang, dan buka cabang di Joglo dan Swadarma, Jakarta Barat,” tutur Renie.
RM Datuk berdiri pada 2004 menawarkan masakan Nusantara yang kini punya banyak pelanggan. Bahkan rumah makan ini populer sebagai langganan kaum ‘old money’ alias orang-orang kaya sejak dulu.
“Mungkin disebut demikian karena langganan kami itu re-generasi. Jadi kayak bapaknya pernah makan di sini dan bawa anak-cucu, terus sekarang anak-cucunya jadi langganan juga,” lanjut Renie.
RM Datuk menawarkan sekitar 10 jenis menu, beberapa yang jadi andalan adalah Iga Bakar (Rp 37.000), Sop Iga (Rp 35.000), dan Dendeng Batokok (Rp 28.000). Harga tersebut sudah termasuk nasi.
Sop iga dan iga bakar yang empuk nikmat

Jelas, RM Datuk ini punya banyak pelanggan setia. Cita rasa menunya tak main-main, semua menunya kaya akan rempah. Seperti menu sop iga yang gurih menyegarkan.
Iganya berukuran besar dan disajikan royal. Teksturnya empuk, mudah dilepas dari tulangnya. Enak dimakan dengan kuahnya yang gurih dengan rasa bawang goreng dan biji pala yang mendominasi.
Menu Iga Bakarnya juga tak kalah jadi favorit. Porsinya banyak bisa dimakan hingga 2 orang. Iga bakarnya dimasak bumbu gule, kemudian dibakar menggunakan arang.

“Iga bakarnya ini awalnya dimasuk bumbu gule dulu, terus dibakar pakai arang. Baru diolesi bumbu kecap dan dibakar lagi,” terang Renie Rasanya manis dan ada sensasi pedas yang tipis di ujung lidah.
Lembutnya dendeng batokok jadi juara

Jangan lewatkan juga Dendeng Batokok yang dipipihkan sampai tipis dan lembut.
Cara menikmatinya unik, yakni dengan mengguyurkan kuah sop bening. Kuah sopnya berbeda dengan sop iga, karena yang satu ini rasanya lebih ringan dengan rasa kapulaga yang khas.
Dendengnya disajikan dengan tempe goreng, lalapan, dan sambal terasi yang pedas tapi menyegarkan. Dendengnya terasa juicy ketika diguyur kuah, padahal teksturnya sudah dipipihkan.
Cita rasa yang konsisten ini membuat para pelanggan RM Datuk setia hingga sekarang. Dalam sehari, RM Datuk bisa menghabiskan puluhan kilogram iga setiap hari.
“Total bisa menghabiskan 50 kilogram ya per hari untuk menu iga bakar dan sop iga. Kalau dendengnya itu paling bisa habis 3 kg saja,” tutup Renie.
Sumber: Pernah Jadi Korban Kerusuhan 1998, Wanita Ini Bangkit Dirikan RM Padang