‘Mutiara Biru dari Maroko’, Kembaran Santorini tapi Lebih Murah dan Sepi

Destinasi Wisata

Indonesia Menyapa, Chefchaouen — Chefchaouen, sebuah kota indah di Maroko sering dibandingkan dengan Santorini di Yunani. Tetapi dengan suasana yang lebih tenang dan harga yang lebih terjangkau.

Dijuluki sebagai ‘Mutiara Biru Maroko’, Chefchaouen terkenal dengan jalan-jalan yang dipenuhi bangunan berwarnakan biru. Melansir Express, Jumat (22/11/2024) seorang ahli perjalanan sekaligus pendiri Breathing Travel, Caroline Pilligrath, mendorong para wisatawan untuk mengunjungi kota ini daripada ke Yunani.

“Kunjungi Chefchaouen dan Anda akan menemukan tempat yang benar-benar mirip dengan Santorini dengan bangunan biru dan jalan berbukit. Keuntungan utamanya adalah harga yang jauh lebih murah, dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan hotel-hotel Eropa,” kata Caroline.

“Anda bisa menginap di riad (rumah tradisional Maroko) yang luar biasa, dan untuk makanannya Anda bisa menikmati tagine dan teh mint dengan harga yang sangat terjangkau di kafe-kafe dan pedagang kaki lima di sekitar kota,” lengkapnya.

Caroline juga menambahkan, Maroko penawaran lanskap yang indah kombinasi unik antara gurun, pegunungan, dan pantai yang sulit ditemukan di Eropa. Terpenting, menurutnya Kota Chefchaouen aman, selama wisatawan menginap di area yang banyak dikunjungi.

Chefchaouen memiliki sejarah yang dimulai pada abad ke-15, ketika kota itu dibangun sebagai benteng. Kemudian, para pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari Spanyol membawa tradisi mengecat bangunan dengan warna biru, yang hingga kini masih dipertahankan oleh penduduk setempat.

Ada yang percaya bahwa warna biru dapat mengusir nyamuk, sementara yang lain menganggapnya sebagai simbol langit atau laut. Apa pun alasannya, warna biru tersebut memberikan Chefchaouen tampilan yang unik, membuat kota ini populer untuk berfoto.

Untuk menjelajahi Chefchaouen, wisatawan tidak perlu membuat daftar panjang tempat yang harus dikunjungi. Daya tarik utama kota ini adalah keindahan jalan-jalan sempit dan berliku serta bangunan-bangunan biru.

Banyak wisatawan menikmati berjalan-jalan sambil berfoto dengan pintu, jendela, dan dinding berwarna biru. Kawasan itu juga terkenal dengan pasar-pasar kecil yang buka pada hari-hari tertentu, di mana penduduk lokal menjual hasil bumi segar dan barang-barang kerajinan tangan.

Bagi wisatawan yang ingin menjelajahi lebih jauh, terdapat jalur pendakian di sekitar kota serta air terjun kecil yang terletak di luar kota. Kekurangan Chefchaouen adalah lokasinya yang cukup jauh dari kota-kota besar Maroko, sehingga memerlukan waktu untuk mencapainya.

Kota besar terdekat adalah Tangier yang memiliki bandara dan dari sana perjalanan menuju Chefchaouen memakan waktu sekitar tiga jam dengan berkendara atau naik bus.

 

Sumber: ‘Mutiara Biru dari Maroko’, Kembaran Santorini tapi Lebih Murah dan Sepi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *