Indonesia Menyapa, Jakarta — Penduduk Kastigarh, sebuah subdistrik di bagian tengah Jammu dan Kashmir, mengatakan mereka tetap tinggal di dekat rumah mereka setelah serangan baru-baru ini oleh militan anti-India yang melukai dua tentara yang berlindung di sebuah gedung sekolah yang rusak setelah patroli.
Sekelompok besar pasukan India “telah memutuskan untuk beristirahat di gedung sekolah itu setelah pencarian panjang di daerah tersebut. Sekitar pukul 2 pagi kami terbangun karena suara tembakan dan menyadari bahwa militan telah menyerang mereka,” kata seorang penduduk setempat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, tentang insiden sebelum fajar pada tanggal 18 Juli tersebut.
“Sejak saat itu kami hidup dalam ketakutan. Orang-orang lebih suka untuk tidak bepergian sendirian, terutama setelah gelap, demi keselamatan,” katanya kepada VOA.
Patroli di Kastigarh merupakan bagian dari upaya yang lebih luas dari tentara India untuk mencari militan anti-India yang diyakini bersembunyi di hutan lebat dan daerah terpencil di distrik Doda yang lebih besar, yang meliputi Kastigarh.
Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Jammu di wilayah Himalaya yang disengketakan telah menyaksikan 14 pertempuran kecil antara militan anti-India dan pasukan keamanan, yang mengakibatkan tewasnya 10 tentara, sembilan warga sipil, dan lima militan.
“Ini adalah serangan pertama di desa kami dalam 20 tahun. Saya ingat insiden sebelumnya yang terjadi pada tahun 2004 saat pemilu,” kata Kumar. “Saat ini tentara secara teratur berpatroli di daerah kami dan selama itu kami merasa aman,” tambahnya, seraya menambahkan bahwa penduduk desa tidak melihat adanya aktivitas mencurigakan sebelum atau sesudah baku tembak.
Pada bulan Juni 2023, VOA melaporkan kebangkitan militansi oleh pemberontak separatis di Jammu setelah jeda selama 14 tahun. Tahun ini, konflik bersenjata telah meluas dari dua menjadi empat distrik, termasuk distrik Reasi yang berpenduduk mayoritas Hindu.
“Penempatan pasukan untuk mengatasi ketegangan perbatasan dengan China di Ladakh telah mengakibatkan kehadiran pasukan keamanan yang relatif lebih rendah di beberapa wilayah Jammu,” kata Deependra Singh Hooda, mantan panglima tertinggi Komando Utara Angkatan Darat India.
“Penurunan kehadiran pasukan keamanan ini telah memberikan kesempatan bagi teroris untuk membangun pijakan dan meningkatkan aktivitas mereka di wilayah tersebut,” katanya kepada VOA.
Serangan besar pertama tahun ini terjadi di distrik Reasi pada tanggal 9 Juni, persis pada hari ketika Perdana Menteri Narendra Modi mengambil sumpah jabatannya untuk masa jabatan ketiga berturut-turut. Militan dilaporkan mengejar sebuah kendaraan penumpang yang membawa peziarah Hindu dan kemudian menembaki kendaraan tersebut. Pengemudi kehilangan kendali dan kendaraan tersebut jatuh ke jurang, yang mengakibatkan kematian sembilan peziarah, termasuk seorang bayi.
India menyalahkan Pakistan atas meningkatnya militansi di bagian wilayah yang disengketakan di bawah kendali New Delhi. Islamabad menolak tuduhan tersebut.
Sumber: Militansi Meluas di Wilayah Jammu dan Kashmir yang Dikuasai India (voaindonesia.com)