Indonesia Menyapa, Jakarta — Harapan investor akan adanya skenario soft landing (pendaratan lunak) bagi perekonomian AS akan diuji minggu ini, menyusul rilis data pasar tenaga kerja yang tengah disorot tajam setelah serangkaian laporan pekerjaan yang mengecewakan.
Indeks S&P 500 di Wall Street naik 20% secara year-to-date, mendekati rekor tertingginya. Dengan berakhirnya kuartal ketiga pada Senin (20/9), indeks tersebut bergerak ke arah kinerja terbaiknya selama Januari-September sejak 1997.
Harapan soft landing—kondisi ketika Federal Reserve menjinakkan inflasi tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi AS—yang disertai penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed pada pertemuan kebijakan moneter bulan ini, turut mendukung penguatan S&P 500.
Sejumlah pihak khawatir bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak cukup untuk menahan pelemahan pasar, dan Wall Street memandang laporan ketenagakerjaan bulanan sebagai salah satu indikator penting perekonomian AS. Dua laporan bulanan sebelumnya menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja lebih lemah dari perkiraan, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan data 4 Oktober nanti.
“Harga-harga saham mencerminkan skenario Goldilocks atau soft landing,” kata Wasif Latif, presiden dan kepala investasi di Sarmaya Partners. “Laporan pekerjaan bisa menguatkan, atau melemahkannya.”
Goldilocks mengacu pada situasi ekonomi yang “pas”, di mana pertumbuhan ekonomi stabil, inflasi terkendali, dan level suku bunga turut mendukung pertumbuhan.
Beberapa laporan penggajian baru-baru ini mengguncang pasar, terutama data yang menunjukkan perlambatan tak terduga, yang turut memicu aksi jual besar-besaran selama berhari-hari di S&P 500 pada awal Agustus lalu. Indeks tersebut kemudian pulih dan terus mencetak level tertinggi baru.
Terkait laporan bulan September yang akan dirilis minggu ini, jumlah nonfarm payrolls (NFP), alias pekerjaan nonpertanian bulanan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS, diperkirakan akan meningkat sebanyak 140.000, menurut data Reuters pada Jumat (27/9).
Data tenaga kerja AS dapat membantu memperjelas prospek mengenai langkah The Fed selanjutnya pada pertemuan 6-7 November. Kontrak berjangka (Futures) yang terkait dengan suku bunga acuan The Fed saat ini menunjukkan ekspektasi yang hampir terpecah rata antara pengurangan sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin seperti sebelumnya.
“Meskipun keseluruhan data akan selalu penting, beban tertumpu pada data pasar tenaga kerja mendatang, yang akan mendorong keyakinan The Fed bahwa situasi mulai stabil,” kata para ekonom di Deutsche Bank dalam sebuah catatan baru-baru ini.
Investor juga menantikan pidato dari Ketua The Fed Jerome Powell, yang akan berbicara mengenai prospek ekonomi di Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional AS pada Senin (30/9).
Sumber: Data Pekerjaan Bayangi Harapan ‘Soft Landing’ Ekonomi AS (voaindonesia.com)