Indonesia Menyapa, Jakarta — Aktris Nana Mirdad menyuarakan keprihatinannya terkait tata kelola wilayah Bali yang dianggapnya buruk, sehingga memicu banjir bandang.
Komentar kritis tersebut diungkapkan Nana Mirdad melalui akun Instagram pribadinya pada Kamis, (11/9).
Dalam unggahannya, Nana menyatakan kesedihan mendalam atas dampak tragis banjir bandang di Bali.
Dia menyoroti jumlah korban jiwa dan orang hilang yang terus bertambah akibat bencana alam tersebut.
“Nonton di TV sampai saat ini kalau enggak salah sudah 14 orang meninggal dan 2 hilang,” begitu keterangan yang ditulis Nana.
Angka tersebut dinilai menggambarkan keparahan situasi yang terjadi di lapangan dan menunjukkan dampak fatal dari bencana yang melanda.
Nana menegaskan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki tugas utama untuk memperingatkan masyarakat mengenai potensi cuaca ekstrem.
Namun, dia menekankan tanggung jawab penanganan dan pencegahan bencana tidak hanya berhenti di sana.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Bali, dinas perizinan, dan dinas tata kota memiliki peran krusial dalam menyediakan pertahanan yang memadai terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Hal tersebut termasuk pengelolaan anggaran pajak masyarakat secara benar dan serius dalam menangani setiap perizinan pembangunan.
Perempuan kelahiran 1985 tersebut juga secara tegas menyatakan agar tidak menyalahkan kondisi cuaca ekstrem sebagai satu-satunya penyebab.
Nana mengingatkan saat ini Bali baru memasuki awal musim hujan, yang berarti masih banyak potensi cuaca ekstrem lainnya yang akan datang di masa depan.
“Jangan salahkan cuaca ekstrimnya karena kita baru berada di awal musim hujan, masih banyak cuaca ekstrim yang akan datang,” katanya.
Nana Mirdad, yang telah menetap di Bali selama 15 tahun, merasakan betul adanya perubahan signifikan dalam intensitas banjir.
Dia mengamati setiap tahun, kondisi banjir di pulau tersebut semakin memburuk. Puncak dari kondisi tersebut, menurut Nana Mirdad, terjadi pada bencana kali ini.
“So far 15 tahun di Bali dan berasa banget setiap tahun banjir semakin parah dan puncak sampai memakan korban jiwa sebanyak ini ya baru sekarang,” tuturnya.
Hal ini, lanjut Nana, menjadi indikasi jelas kesiapan infrastruktur di Bali sangat terbengkalai.
Nana bahkan menilai kondisi infrastruktur saat ini jauh lebih buruk dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dia juga menyinggung masalah kebersihan sampah, mengakui bahwa menjaga kebersihan termasuk tanggung jawab setiap warga.
Namun, dia juga menekankan masyarakat berhak mendapatkan fasilitas penanganan sampah yang memadai dari pemerintah.
“Memang kebersihan sampah tanggung jawab semua warga, tetapi kita juga berhak mendapatkan fasilitas penanganan sampah yang memadai. Saat ini masih sangat jauh dari standard,” kritik Nana.
Nana Mirdad menutup komentarnya dengan sebuah pernyataan tegas mengenai peran pemerintah dan masyarakat.
Dia menyatakan pemerintah setempat harus membuat struktur dan sistem yang jelas, sementara warga memiliki kewajiban untuk mengikuti dan menaati aturan tersebut.
“Butuh berapa kali hujan deras lagi untuk menenggelamkan lebih banyak nyawa, kalau ini tidak segera dicarikan solusinya” ujarnya.
Sumber: Banjir Bali Memakan Korban, Nana Mirdad Kritik Keras Tata Kelola Lingkungan Buruk

