Indonesia Menyapa, Jakarta — Pemerintahan Presiden AS Joe Biden berencana mengungkapkan aturan baru bulan depan yang akan memperluas wewenang AS untuk mencegah ekspor peralatan pembuatan semikonduktor dari beberapa negara ke produsen chip China, kata dua sumber yang mengetahui hal tersebut.
Tetapi pengiriman dari para sekutu AS yang mengekspor peralatan penting pembuat chip itu mencakup Jepang, Belanda dan Korea Selatan, akan dikecualikan, untuk membatasi dampak aturan tersebut, kata para sumber yang tidak berwenang membicarakan itu ke media dan menolak diidentifikasi. Dengan demikian, produsen peralatan chip penting seperti ASML dan Tokyo Electron tidak akan terimbas. Saham di kedua perusahaan itu melonjak menyusul berita tersebut.
Aturan itu, perluasan dari aturan yang dikenal sebagai Foreign Direct Product (Produk Langsung Asing), akan melarang hampir setengah lusin pabrik pembuatan semikonduktor China yang menjadi pusat upayanya membuat chip paling canggih, untuk mendapatkan barang ekspor dari banyak negara, kata salah seorang sumber.
Tempat-tempat yang ekspornya bakal terpengaruh mencakup Israel, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Reuters tidak dapat memastikan pabrik chip China mana yang akan terimbas aturan itu.
“Departemen Perdagangan AS terus menilai lingkungan ancaman yang berkembang dan memperbarui kontrol ekspor kami, sesuai keperluan, untuk melindungi keamanan nasional AS dan menjaga ekosistem teknologi kami,” kata seorang juru bicara departemen itu dalam sebuah pernyataan. “Kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama erat dengan sekutu-sekutu kami yang memiliki nilai-nilai yang sama.”
Ketika ditanya mengenai paket kontrol ekspor mendatang itu, juru bicara kementerian luar negeri China Lin Jian mengatakan upaya-upaya AS untuk “memaksa negara-negara lain agar menekan industri semikonduktor China” merongrong perdagangan global dan merugikan semua pihak.
Lin menambahkan, China berharap negara-negara terkait akan menolak upaya AS dan menjaga kepentingan jangka panjang mereka. “Menahan dan menekan tidak dapat menghentikan pembangunan China, tetapi hanya akan meningkatkan tekad dan kemampuan China untuk mengembangkan kemandirian ilmiah dan teknologinya,” kata Lin.
Untuk menghambat terobosan superkomputasi dan kecerdasan buatan yang dapat menguntungkan militer China, AS menerapkan kontrol ekspor chip dan peralatan pembuat chip canggih bagi China pada tahun 2022 dan 2023, dengan membatasi pengiriman produk dari perusahaan-perusahaan seperti Nvidia dan Lam Research yang berbasis di California.
Tetapi Washington mengakui perlunya kontrol ekspor yang disepakati bersama oleh beberapa negara penting. Tahun lalu, AS mencapai kesepakatan dengan Jepang dan Belanda untuk membatasi juga pengiriman perangkat pembuat semikonduktor untuk China. Ketiga negara ini mendominasi produksi peralatan canggih pembuat chip.
AS telah berupaya untuk menambah restriksi lagi terhadap kesepakatan itu dan juga mengajak Korea Selatan dan Jerman untuk bergabung dengan koalisi tersebut, kata para sumber.
Aturan baru yang masih dalam bentuk draf itu menunjukkan betapa Washington berupaya terus menekan industri semikonduktor China yang sedang berkembang tanpa membuat para sekutunya marah.