Indonesia Menyapa, Jakarta — Keterbatasan pendanaan kerap menjadi kendala bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ketika hendak meningkatkan skala bisnis.
Salah satu kendala UMKM yakni minimnya jaminan yang biasa menjadi persyaratan utama bank dalam memberikan pinjaman.
Menyusul hal tersebut, sejumlah perusahaan penyedia dana dengan model ventura pun belakangan muncul sebagai alternatif.
Bedanya, produk yang ditawarkan bukanlah venture equity, melainkan venture debt, yang dianggap lebih fleksibel.
Model pendanaan tersebut dinilai lebih dapat disesuaikan dengan profil serta risiko perusahaan masing-masing dan dianggap pilihan strategis untuk ekspansi dan menumbuhkan bisnis.
Menyadari kebutuhan tersebut, perusahaan penyedia dan bisnis, Qverse pun ikut menjadi bagian dari industri.
CEO Qverse Gena Bijaksana mengatakan kehadiran Qverse sebagai Growth Partner memang berfokus untuk menjadi partner pertumbuhan berkelanjutan bagi para founders dan bisnis di Indonesia.
Gena menggarisbawahi pentingnya mengejar strategi pertumbuhan untuk mencapai responsible growth, tidak sekadar growth at all cost.
“Bisnis saat ini tidak hanya tumbuh cepat, tetapi harus mencapai pertumbuhan dengan profit sehat, pengeluaran rasional dan tepat dengan kebutuhan, dan penggunaan pendanaan dengan basis fundamental bisnis yang kuat,” kata Gena saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Gena menilai Venture Debt memberikan opsi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan masing – masing profil serta risiko bisnis tanpa mengurangi dilusi kepemilikan.
Konsep Venture Debt sendiri diketahui pendanaan yang bersifat utang dan akan dikembalikan sesuai waktu yang disepakati.
Memegang model tersebut, Gena yakin pertumbuhan bisnisnya akan terus meningkat pada tahun ini.
“Kami targetkan pertumbuhan bisnis dua sampai tiga kali lipat dibanding tahun lalu,” imbuhnya.
Di sisi lain, Head of Investor Relations Qverse, Anggara Pradipta menyampaikan pihaknya menjunjung prinsip Profit, Prudence, and Promising fundamentals (3P) dalam prosesnya.
Dalam praktiknya, pihaknya menerapkan sistem monitoring pertumbuhan bisnis yang menyeluruh dan berkala untuk memitigasi risiko dan memproyeksi tantangan bisnis ke depannya sehingga risiko dapat diantisipasi bersama-sama.
“Adanya fundamental bisnis sehat, pendanaan akan digunakan untuk hal yang bersifat ekspansi pertumbuhan, sehingga dengan sendirinya akan mengurangi risiko kegagalan bisnis atau pembayaran itu sendiri,” ujar Anggara.
Sumber: Venture Debt Bisa jadi Alternatif Pendanaan Bisnis UMKM