Indonesia Menyapa — Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum semuanya menerapkan digitalisasi dalam menjalankan usahanya.
Padahal digitalisasi menjadi salah satu agenda penting dalam meningkatkan daya saing UMKM di era ekonomi modern.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung un terus berupaya mendorong pelaku UMKM Bangka Belitung untuk memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan bisnisnya.
Dosen Program Studi Bisnis Digital Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Ryan Daddy Setyawan mengatakan sebagian besar UMKM Bangka Belitung masih berada dalam tahap adaptasi digital.
Program “Si-Dulang Babel,” sebuah sistem informasi data tunggal UMKM telah diluncurkan sebagai upaya untuk mempermudah akses informasi dan peluang digital bagi pelaku UMKM.
Namun, diakuinya belum semua pelaku UMKM siap menerapkan digitalisasi secara penuh.
“Meskipun data persis mengenai persentase UMKM di Bangka Belitung yang siap “go digital” tidak tersedia, informasi yang ada menunjukkan bahwa digitalisasi merupakan tren yang penting bagi UMKM.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah berupaya untuk mendukung digitalisasi UMKM dan diharapkan persentase UMKM yang siap “go digital” di provinsi akan terus meningkat di masa depan,” jelas Ryan, Sabtu (18/1/2025).
Ia menjelaskan minimnya pengetahuan digital menjadi salah satu hambatan utama bagi pelaku UMKM Bangka Belitung.
Banyak pelaku usaha yang belum familiar dengan aplikasi e-commerce, pemasaran digital, atau sistem pembayaran online.
Selain itu, sebagai daerah kepulauan, akses internet yang terbatas di wilayah tertentu menjadi kendala serius dalam mendukung digitalisasi UMKM.
“Keterbatasan modal juga menjadi faktor penghambat.
Proses digitalisasi memerlukan biaya yang tidak sedikit, seperti untuk membeli perangkat digital, membangun website atau menjalankan kampanye pemasaran online.
Walaupun Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah membantu banyak UMKM, dana ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk mendukung digitalisasi,” ujanya.
Dia menyebutkan ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam membantu permasalahan digitalisasi.
Diantaranya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan digital pelaku UMKM, meningkatkan infrastruktur internet di daerah terpencil di Bangka Belitung.
Terutama di wilayah pedesaan,sangat penting untuk memperluas akses internet bagi UMKM.
Dengan berbagai tantangan yang ada, peran pemerintah, pelaku UMKM, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mempercepat proses digitalisasi di Bangka Belitung.
Ryan optimistis melalui langkah inovatif yang tepat, UMKM Bangka Belitung dapat menjadi lebih kompetitif dan siap bersaing di pasar global pada tahun 2025.
“Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Kolaborasi semua pihak akan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan ekosistem bisnis digital di Bangka Belitung,” jelasnya.