Indonesia Menyapa, Jakarta — Ribuan dokumen tentang algoritma Google Search bocor. Bocoran tersebut membongkar algoritma mesin penelusuran Google dan search engine optimization (SEO) secara rinci.
Dokumen-dokumen yang dimaksud merinci data yang dikumpulkan oleh Google, beberapa di antaranya mungkin digunakan dalam algoritma SEO Google yang dijaga ketat. Keberadaan dokumen yang bocor tersebut pertama kali disampaikan oleh spesialis SEO Rand Fishkin dan Mike King, yang masing-masing mempublikasikan analisis awal dokumen tersebut.
Dokumen yang bocor tersebut mengungkapkan bahwa Google mengumpulkan dan berpotensi menggunakan data yang menurut perwakilan Google tidak berkontribusi dalam menentukan peringkat halaman web di Google Search, seperti klik, data pengguna Chrome, dan banyak lagi.
Dilansir detikINET dari The Verge, Selasa (11/6/2024) dokumen tersebut menyimpan banyak informasi untuk karyawan Google, tetapi tidak jelas data mana yang digunakan untuk menentukan peringkat konten penelusuran. Informasi ini mungkin sudah usang, hanya untuk pelatihan, atau tidak khusus digunakan untuk Penelusuran atau Google Search.
Dokumen tersebut juga tidak menjelaskan bagaimana berbagai elemen diberi bobot dalam penelusuran. Namun, informasi yang diungkapkan ke publik ini kemungkinan besar akan menimbulkan gejolak di industri SEO, pemasaran, dan penerbitan.
Google biasanya sangat merahasiakan cara kerja algoritma pencariannya, tetapi dokumen-dokumen ini telah memberikan kejelasan lebih lanjut tentang sinyal apa yang dipikirkan Google dalam menentukan peringkat situs web.
Pilihan penelusuran Google sangat memengaruhi banyak bisnis online. Banyak orang mencoba memahami atau mengakali algoritma Google, meskipun sering kali mendapatkan jawaban yang berbeda-beda. Dokumen internal Google kini memberikan sedikit gambaran tentang cara perusahaan ini berpikir.
Dalam dokumen tersebut, terdapat lebih dari 14.000 atribut yang disebutkan, yang membuat para peneliti harus menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk memeriksa setiap halaman. Data yang bocor juga mengungkap praktik ‘Twiddlers,’ yaitu perubahan dalam peringkat yang tidak melalui pembaruan sistem utama, yang mempengaruhi peringkat konten berdasarkan kriteria tertentu.
Isi dokumen juga menyinggung elemen-elemen penting pada halaman web, seperti identitas penulis dan tingkat ‘otoritas’ situs web. Google telah mengonfirmasi kebocoran data ini dan mengeluarkan pernyataan resmi. Namun, mereka juga meminta agar orang tidak berspekulasi sembarangan tentang data yang bocor.
“Kami memperingatkan agar tidak membuat asumsi yang tidak akurat tentang Penelusuran berdasarkan informasi yang tidak sesuai dengan konteks, ketinggalan jaman, atau tidak lengkap,” kata juru bicara Google, Davis Thompson kepada The Verge.
“Kami telah membagikan informasi menyeluruh tentang cara kerja penelusuran dan jenis faktor yang menjadi pertimbangan sistem kami, serta berupaya melindungi integritas hasil penelusuran dari manipulasi,” tutupnya.
*) Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Sumber: Ribuan Data Algoritma Google Search Bocor, Rahasia SEO Terbongkar (detik.com)