Cicip Dancing Shrimp yang Viral hingga Lobster Mantul di GW Food

Kuliner

Indonesia Menyapa, Jakarta — Di GW Food, kamu bisa menemukan jajanan Thailand dan banyak makanan viral lain. Dua di antaranya, dancing shrimp yang ramai dicoba di Bangkok dan lobster bakar dengan saus gurih pedas. Nikmat!

Foodies yang menyambangi GW Food di perumahan Grand Wisata, Bekasi pastilah bingung memilih jajanan. Sebab di sini ada 60 gerai makanan yang menawarkan menu berbeda dan istimewa.

Namun jika ingin mencicipi yang autentik Thailand, coba berjalan ke arah belakang. Di dekat panggung live music, kamu dapat menemukan gerai Rak Thai yang lumayan besar.

Rak Thai merupakan usaha kuliner milik Ryan yang beristri orang Thailand. Ia pun percaya diri melabeli usaha makanannya autentik Thailand.

 

Cicip Dancing Shrimp yang Viral hingga Lobster Mantul di GW Food
Rak Thai, gerai makanan Thailand autentik di GW Food. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

 

Selain menggunakan resep yang memang dipakai orang Thailand asli, Ryan mengaku masih mengimpor beberapa bahan makanan dan bumbu dari sana.

“Bukan karena maksudnya bahan kita (di Indonesia) nggak enak, bukan ya. Jadi karena memang saya memang nge-branding Rak Thai ini autentik asli dari sana,” kata Ryan kepada detikfood (14/6).

Bahan yang diimpor antara lain mangga Thailand untuk mango sticky rice, beberapa bumbu dapur khas Thailand, dan kecap ikan. “Soalnya kalau kecap ikan yang ada di kita banyakan tuh bahannya dari udang, bukan dari ikan. Nah kalau dari sana (Thailand) memang dari ikan,” kata Ryan.

Rak Thai menawarkan berbagai menu populer Thailand, termasuk tim yam, pad thai, mango sticky rice, salmon yam, seafood kari, seafood omelette, dan banyak lainnya. Namun ada satu menu yang tengah viral.

Menu itu adalah Dancing Shrimp atau udang loncat. Disebut demikian lantaran udang dimakan dalam kondisi mentah saat masih lompat-lompat. Harga per porsinya Rp 45 ribu.

 

Cicip Dancing Shrimp yang Viral hingga Lobster Mantul di GW Food
Udang air tawar, bahan baku dancing shrimp. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

 

Ryan mengungkap, “Udangnya kita pakai udang air tawar. Nah kalau bumbunya kita pakai bumbu Thailand memang.” Terlihat ada campuran bubuk cabai, bawang merah, jeruk nipis, daun bawang, hingga cilantro.

Semua bumbu tersebut diaduk jadi satu dengan udang air tawar yang berukuran kecil-kecil. Karenanya dalam satu suapan, bakal tercecap sensasi renyah dengan iringan rasa asam pedas yang dominan.

Mango Sticky Rice (Rp 45.000) dari Rak Thai sayang dilewatkan. Mereka menggunakan mangga impor Thailand yang tekstur dan rasa manisnya khas. Berpadu enak dengan ketan pulen dan saus santan yang gurih.

 

Cicip Dancing Shrimp yang Viral hingga Lobster Mantul di GW Food
Berbagai menu andalan di Rak Thai. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

 

Lalu ada juga Salmon Yum (Rp 65.000) yang terbuat dari irisan salmon mentah berbumbu khas Thailand yang asam dan omelet seafood yang gurih renyah.

Ryan mengungkap Rak Thai buka setiap hari di GW Food, mulai pukul 16.00 hingga 23.00. Nama Rak Thai sendiri berarti Cinta Thailand. “Kebetulan istri saya juga orang Thailand,” katanya seraya tersenyum.

Saat baru masuk area GW Food, pengunjung kerap ‘salah fokus’ dengan dua gerai seafood di bagian depan. Keduanya adalah Squid King dan Mr Lobster yang beroperasi di bawah Twigim Group.
Kepada detikfood (14/6), Dicki dari Twigim Group menjelaskan 3 menu yang dijual di Squid King. Ketiganya adalah cumi, sotong, dan gurita yang punya ciri khas tekstur.

“Kalau gurita dia lebih kenyal, tapi beda sama alot ya. Kalau untuk sotong, dia tebal tepi empuk. Kalau untuk cumi, dia tipis dan garing-garing. Cumi dibakar dia lebih wangi daripada kedua itu (gurita dan sotong),” ungkap Dicki.

 

Cicip Dancing Shrimp yang Viral hingga Lobster Mantul di GW Food
Jejeran cumi, gurita, dan sotong yang menarik perhatian di bagian depan GW Food. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

 

Untuk proses pematangannya sama yaitu dibakar dengan olesan bumbu rempah. Bumbu tersebut dioles saat seafood dibakar sehingga bakal menyerap dan hangat.

“Kalau varian bumbu kita cuma satu. Nanti pilihannya pedas atau nggak pedas aja sih, ya dibikin sedang gitu,” ungkap Dicki. Proses pembakarannya pun tak terlalu lama sehingga pengunjung tak perlu khawatir.

Harga untuk gurita adalah Rp 30 ribu per 100 gram, sotong Rp 35 ribu per 100 gram, dan lobster Rp 100 ribu per 100 gram. Ada juga oyster atau tiram seharga Rp 20 ribu per 100 gram.

Namun pembeliannya ada minimal untuk lobster yaitu 200 gram. Untuk ukuran terberat bisa sampai Rp 1 kilogram. Sementara untuk cumi, sotong, dan gurita, minimalnya juga 200 gram sehingga pembeli dijamin puas!

 

Cicip Dancing Shrimp yang Viral hingga Lobster Mantul di GW Food
Gurita bakar (depan) dan lobster bakar (belakang) diberi olesan bumbu rempah. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

 

Lobster beroles bumbu rempah dengan pedas sedang yang kami pesan terasa nikmat dengan sedikit jejak rasa bumbu mirip terasi. Dagingnya tebal, juicy, dan manis alami.

Untuk gurita, teksturnya lebih ke arah kenyal. Balutan bumbu rempahnya sedikit lebih ringan dari yang kami cicipi di lobster. Semakin enak saat dikucuri air perasan lemon.

Dalam sehari, Dicki mengaku bisa menjual sampai 50 ekor lobster. Sementara untuk oyster bisa sampai 200 ekor. “Kalau untuk cumi, sotong, sama gurita itu sama-sama semua rata-rata di atas 10 kilogram untuk per harinya,” sambung Dicki.

Jumlah untuk akhir pekan bisa berbeda lagi karena bisa naik 2-3 kali lipat. Lalu untuk jam operasional mulai pukul 15.00 hingga 22.00 untuk hari biasa dan hingga 00.00 untuk akhir pekan.

 

Sumber: Cicip Dancing Shrimp yang Viral hingga Lobster Mantul di GW Food (detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *