Bakmi Jogja Mas Kus di Palmerah yang Masih Dimasak Pakai Anglo

Kuliner

Indonesia Menyapa, Jakarta — Di daerah Palmerah, Jakarta Barat ada warung bakmi Jawa autentik Jogja. Menunya masih dimasak pakai anglo dan harganya hanya Rp 20 ribu per porsi!

Bakmi Jawa menjadi salah satu kuliner tradisional Jawa yang diminati banyak orang. Secara umum bakmi Jawa merupakan olahan mie yang dimasak dengan bumbu khas Jawa, seperti bawang putih, bawang merah, dan rempah-rempahan lainnya. Disajikan dalam bentuk godhog atau berkuah, goreng, maupun nyemek.

Namun, setiap daerah di Jawa punya variasi bakmi yang berbeda-beda. Misalnya bakmi Jawa khas Jogja yang biasanya menggunakan mie kuning berbentuk bulat kecil dan dimasak pakai anglo atau tungku berbahan arang.

Bakmi Jawa khas Jogja mudah bisa ditemukan di sekitar Jakarta. Salah satu yang terkenal enak dan banyak diburu warga Jakarta adalah Bakmi Jawa Jogja Mas Kus, berlokasi di Palmerah, Jakarta Barat.

 

1. Warung bakmi Jawa berusia 13 tahun

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus
Begini tampilan warung Bakmi Jawa Jogja Mas Kus yang sudah berjualan kurang lebih 13 tahun. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

 

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus sudah berdiri kurang lebih 13 tahun. Pemiliknya Kusmiyanto memang orang asli Gunung Kidul, Jawa, sehingga racikan bakmi di tempat ini bisa dibilang autentik.

Mereka menawarkan bakmi Jawa Jogja yang berfokus pada bumbu rempah-rempahan Jawa, termasuk penggunaan bawang putih yang cukup banyak sehingga menciptakan aroma harum.

Memang bakmi Jawa di sini tidak dimasak satu per satu supaya lebih menghemat waktu. Namun, untuk menyiasatinya, mereka berani menambahkan bumbu cukup banyak. Misalnya mereka masak langsung 5 porsi dalam satu wajan, bumbu yang dipakai tidak hanya lima sendok, tetapi bisa 7 sampai 8 sendok agar rasanya tidak berubah.

 

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus
Bakmi Jawa Jogja Mas Kus masih dimasak menggunakan anglo atau tungku tanah liat. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

 

Racikan bakmi di sini semakin nikmat karena menggunakan air kaldu yang dimasak dari rebusan ayam kampung. Pemilihan ayam kampung karena gurihnya lebih kuat dan keluar. Menurut istri mas Kus, jika pakai ayam broiler atau negeri, rasa kaldu ayamnya juga tidak keluar dan tidak akan cocok dipadukan dengan bumbu bakmi Jawa.

Warung bakmi Jawa ini memang kecil dan sederhana. Hanya menempati sebuah bangunan kios di dalam gang. Pelanggan bisa makan langsung di tempat karena tersedia meja dan kursi yang jumlahnya cukup terbatas.

 

2. Produksi 25 kilogram mie

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus
Mereka masih memproduksi mie sendiri, dan sehari bisa sampai 25 kilogram mie. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

 

Selain bumbu, Bakmi Jawa Mas Kus juga memproduksi mienya sendiri. Mie yang diproduksi adalah mie kuning berbentuk panjang dan bulat.

Mienya tidak pakai bahan pengawet, pengenyal, maupun pewarna kimia. Bahan-bahan yang digunakan hanya terdiri dari telur, garam, dan kunyit sebagai pewarna alami.

Setiap harinya mas Kus harus memproduksi mie yang ‘fresh’ karena tidak pakai bahan pengawet. Produksi mie bisa mencapai 25 kilogram sehari.

Mas Kus biasanya sudah mulai membuat mie sejak pukul 08.00 pagi. Sekitar pukul 11.00 – 11.30 WIB mie sudah siap dan warung bisa segera dibuka.

 

3. Sedapnya mie godhog suwiwi

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus
Salah satu menu andalan di sini yaitu bakmi godhog nya yang gurih dan bisa ditambah topping suwiwi. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

 

Salah satu menu andalan di tempat ini yaitu Mie Godhog yang hanya Rp 20.000 per porsi. Mie godhog di sini bisa dipesan polosa atau ditambah dengan aneka topping, seperti suwiwi atau sayap ayam, uritan (telur muda), kepala ayam, hingga ati ampela.

Kami memesan bakmi godhog dengan tambahan topping suwiwi. Untuk penambahan topping biayanya Rp 5.000.

Bakmi Jawa langsung dimasak dadakan dengan menggunakan anglo atau tungku dari tanah liat dan arang. Kurang lebih 10 menit menunggu, pesanan bakmi Jawa godhog kami pun selesai.

Dari segi tampilan, bakmi godhog ini terlihat menggugah selera. Seporsinya terdiri dari mie, suwiran ayam kampung, irisan kol, tomat, hingga daun bawang. Tidak lupa ditambah dengan topping sayap ayam dan taburan bawang goreng.

Adapun tambahan telur yang sudah diorak arik dengan bakminya. Telur yang dipakai memang telur ayam negeri biasa karena menyesuaikan dengan lidah pelanggan yang lebih suka jika pakai telur ayam biasa.

“Sebenarnya kita ada tiga pilihan telur, yaitu telur ayam biasa, telur ayam kampung, sama telur bebek. Tapi orang Jakarta lebih suka telur ayam biasa karena katanya kalau telur ayam kampung atau bebek rasanya jadi agak amis. Cuma kalau ada yang request telur bebek atau ayam kampung juga bisa,” ujar istri mas Kus kepada detikFood.

 

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus
Topping suwiwi atau sayap ayamnya kurang lebih diberi 2 potong. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

 

Bakminya disiram dengan kuah kaldu berwarna bening dan tekstur yang cair. Kuahnya punya rasa gurih dengan aroma dan rasa bawang putih yang kuat. Ada pun sentuhan rasa pedas lada yang tercap di lidah. Meskipun menggunakan kaldu ayam kampung yang direbus selama lebih dari 5 jam, tetapi tidak tercap rasa amis dan masih ringan di mulut.

Bakmi Jawa godhog ini lebih enak dinikmati dengan racikan bumbu asli, tanpa perlu ditambah sambal. Karena ketika kami mencobanya dengan tambahan sambal, rasanya justru kurang sedap.

Mienya juga dimasak dengan tingkat kematangan yang pas, karena tidak begitu keras maupun terlalu lembut. Topping suwiwinya juga menambah cita rasa lezat. Memang agak keras karena pakai sayap ayam kampung, tetapi rasanya tidak hambar dan nikmat dipadukan dengan bakmi Jawa.

 

4. Bakmi goreng Jawa yang manisnya khas

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus
Bakmi Jawa gorengnya juga tidak kalah nikmat dengan rasa manis yang khas. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

 

DetikFood juga mencicipi bakmi goreng Jawa yang seporsinya juga dibanderol dengan harga Rp 20.000. Untuk bakmi gorengnya, kami memilih ati ampela sebagai topping tambahan.

Bakmi goreng ini sebenarnya bisa dibuat nyemek dengan sedikit kuah, tetapi kami lebih memilih agar bakminya digoreng kering saja.

Tampilannya cukup berbeda dari mie godhog. Warnanya cokelat pekat karena memang ditambah dengan bumbu kecap manis. Rasanya juga dominan manis dari kecapnya, tetapi tetap ada sentuhan rasa bawang putih.

 

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus
Bakmi Jawa Jogja Mas Kus sering jadi langganan banyak artis dan tokoh. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

 

Bakmi goreng ini juga menurut kami punya aroma smokey (dari proses masak di anglo) yang lebih keluar. Aroma smokey itu pun membuat citarasa bakmi goreng ini semakin nikmat.

Topping ati ampelanya juga tidak amis atau berbau, dan menyatu sempurna bersama bakmi.

Meskipun menunya sederhana, tetapi warung bakmi ini banyak sekali peminatnya. Bahkan, sering menjadi langganan para artis dan tokoh ternama. Misalnya Krisdayanti yang beberapa kali sering memesan bakmi Jawa ini untuk acara di rumahnya.

Bakmi Jawa Jogja Mas Kus punya jam buka khusus. Jam buka pertama sekitar pukul 11.30 – 14.00 WIB dan jam kedua bukanya pukul 17.00 sampai jam 19.00 biasanya sudah habis. Namun, lebih baik memesan lewat WhatsApp dulu agar tidak kehabisan.

 

Sumber: Laris! Bakmi Jogja Mas Kus di Palmerah yang Masih Dimasak Pakai Anglo (detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *