“hampir 3.000 ‘startup’ yang beroperasi di Indonesia ini merupakan bagian dari kolaborasi, peran pemerintah dan ekosistem”
Indonesia Menyapa, Jakarta — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan ekosistem startup atau perusahaan rintisan di Indonesia semakin dinamis.
“Indonesia telah mampu melahirkan ekosistem ‘startup’ yang paling dinamis di Asia Tenggara, hampir 3.000 ‘startup’ yang beroperasi di Indonesia ini merupakan bagian dari kolaborasi, peran pemerintah, dan ekosistem yang mencakup ‘stakeholder’ pentahelix lainnya,” kata Menparekraf dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menparekraf Sandiaga Uno hadir sebagai pembicara di ajang Asia Tech Singapore (ATxSG) 2024 yang digelar di Singapore Expo, memaparkan isu-isu terkini dari bidang ekonomi digital termasuk peran pemerintah Indonesia dalam pengembangan ekosistem startup terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sandiaga menyebutkan Indonesia berada di peringkat tertinggi negara dengan jumlah startup terbanyak, dengan dua decacorn (GoTO dan J&T Express), dan sembilan unicorn (Traveloka, Bukalapak, OVO, Xendit, Ajaib, Kopi Kenangan, DANA, Blibli.ccom, dan Tiket.com).
Indonesia juga disebut menjadi satu-satunya anggota ASEAN di 10 negara teratas dengan startup terbanyak.
Pemerintah Indonesia telah memastikan bahwa UMKM/startup yang terbentuk mampu bersaing secara kompetitif dengan memiliki sikap adaptif (terhadap perubahan teknologi dan tuntutan zaman yang terus berkembang), inovatif (menciptakan peluang bisnis berbasis data melalui riset dan pengembangan), dan karakter kolaboratif dengan melibatkan berbagai kepentingan akademik, bisnis, komunitas, dan pemerintah untuk menjawab tantangan yang ada dan yang akan datang.
“Dalam mendukung pengembangan ekosistem digital di Indonesia didasarkan pada pembangunan ekosistem yang cocok bagi usaha rintisan atau start up dan UMKM agar mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, Kemenparekraf menginisiasi program BEKUP. Program yang dirangkai untuk memberikan solusi dalam meningkatkan inovasi di bidang industri ekonomi kreatif, membangun ekosistem digital yang berkelanjutan, serta memberikan kesempatan baru bagi masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut Menparekraf menyampaikan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.
Ia menjelaskan AI mengambil peran luas dalam menyelesaikan permasalahan besar yang dihadapi negara berkembang, seperti biaya hidup yang tinggi terutama biaya kesehatan, pendidikan, dan biaya makan atau ongkos pangan yang menjadi perhatian utama masyarakat di Indonesia.
“AI juga bisa berperan dalam menyelesaikan permasalahan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas, dan lapangan kerja yang bisa menyejahterakan masyarakat kita. Itulah peran AI yang nanti akan menjadi sangat berguna baik dari segi penyusunan kebijakan policy setting dan policy formulation, juga nanti pada saat implementasinya,” tutupnya.