Indonesia Menyapa, Jakarta – Seorang emak-emak pelaku UMKM di Kabupaten Pati sukses membuat daun kelor menjadi buruan warga sekitar. Tentunya, setelah diolah menjadi makanan dan minuman yang nikmat.
Muryati (48) warga Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong, mengatakan dirinya sudah membuat olahan makanan dan minuman dari daun kelor sejak puluhan tahun lalu. Daun kelor diolahnya menjadi urap dan es cendol dawet.
Lebih lanjut dikatakannya, daun kelor cocok dikonsumsi oleh siapapun lantaran memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bahkan di antaranya terdapat kandungan nutrisi yang baik bagi anak-anak.
“Kalau saat ini dijual es cendol sama urap yang terbuat dari daun kelor,” kata dia kepada detikJateng, Senin (29/4/2024).
Muryati mengatakan bahwa di daerahnya banyak terdapat tanaman daun kelor. Sehingga, dia cukup mudah mengolah dan memasaknya menjadi urap.
Sama halnya dengan es cendol yang dibuatnya. Es tersebut berbahan daun kelor yang dicampur dengan tepung terigu, gula jawa, air, dan es batu itu kemudian disajikannya dalam gelas plastik.
“Kalau yang es cendol Terbuat dari campuran daun kelor dan tepung, jadi untuk pewarna kita menggunakan daun kelor, agar lebih sehat dan manfaat, dan banyak nilai gizinya, jadi dimanfaatkan menggunakan daun kelor,” terangnya.
Satu porsi urap daun kelor dan es cendol daun kelor sama-sama dibanderolnya seharga Rp 5 ribu. “Es Rp 5 ribu, urapnya Rp 5 ribu,” ungkapnya.
Dia menambahkan, inovasi olahan daun kelor tidak lepas dari pelatihan dan pembinaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dia juga mendapatkan fasilitas berupa pembayaran melalui QRIS.
“Biasanya seperti pameran itu, terus dapat QRIS sejak tahun 2021,” ujarnya.
Muryati mengaku terbantu dengan adanya program yang diberikan BRI kepada pelaku UMKM. Apalagi seperti pembayaran, saat ini banyak pembeli yang menggunakan QRIS dari pada membayar secara tunai. Cara tersebut juga membuatnya terhindar dari peredaran uang palsu.
“Banyak yang membayar lewat QRIS, dan saya lebih senang karena banyak yang membayar pakai QRIS, karena satu tidak perlu uang receh, tidak ada kembalian, dan kita juga terhindar dari uang palsu,” kata Muryati.
Sementara itu, dari data BRI Regional Office Semarang mencatat ada 115.144 merchant QRIS wilayah kota yang meliputi Kota Semarang 26.386, Kota Tegal ada 6.700, Kota Pekalongan 4.895, dan Kota Salatiga 2.629. Sedangkan 14 wilayah kabupaten lainnya terdapat sebanyak 74.534 merchant QRIS.
Sumber: Pembayaran QRIS buat Pelaku UMKM di Pati Terhindar dari Uang Palsu (detik.com)