Indonesia Menyapa, Jakarta – Hampir setahun sejak kepergian maestro musik gambus asal Wakatobi, Sulawesi Tenggara, La Ode Kamaludin. Meskipun sang maestro gambus telah tiada sejak Februari 2022 lalu, jejak karya yang ia tinggalkan tetap hidup dalam ingatan.
Di pagi ini, penulis tiba tiba terkenang dengan sosok maestro gambus La Ode Kamaludin untuk kembali memutar lagu lagunya melalui tayangan YouTube. Lagu-lagu yang menghanyutkan dengan syair yang penuh makna membawa kenangan akan sosok penuh talenta ini.
La Ode Kamaludin, yang lebih akrab disapa Kamalu, telah mengukir jejak sebagai seorang musisi gambus dan pakabanti yang handal dari Wakatobi. Kemampuannya menciptakan lagu kabanti yang sarat makna telah mengena di hati banyak pendengar. Kabanti sendiri merupakan tradisi lisan dan tulisan yang berupa nyanyian atau syair di kepulauan Buton.
Keahlian Kamalu dalam menyanyi dan memainkan alat musik tradisional Wakatobi, seperti gitar gambus, memberikan nuansa khusus dalam acara-acara adat. Kabanti yang dilantunkan oleh Kamalu adalah ungkapan perasaan yang tulus dari seorang Pakabanti (pelantun kabanti). Selain menyampaikan makna, Kamalu juga sangat memperhatikan penggunaan bahasa daerah yang enak didengar.
Kini kita tak bisa lagi melihat dan mendengar suara khas dan kepiawaian Kamalu dalam memainkan alat musik gambus. Terakhir sebelum kepergiannya sang maestro bersama para seniman musik gambus pada bulan Agustus 2022 menggelar Konser Gambus Indonesia Raya (KGIR), tujuannya menumbuhkan kesadaran untuk mencintai kesenian tradisional.
Rasa rindu akan lantunan suaranya, sedikit terobati ketika tayangan YouTube di handphone penulis membawakan kembali melodi sang maestro, seraya menemani pagi di jalan. (Ma)