Indonesia Menyapa, Jakarta — Kondisi literasi keuangan di Indonesia sangat memprihatinkan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan literasi keuangan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan. Individu yang memiliki literasi keuangan memiliki kemampuan untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Tetapi, survei dari OJK melaporkan bahwa literasi keuangan di Indonesia masih terbilang rendah, yaitu sekitar 50% pada 2022, meningkat sebesar 12% dari tahun sebelumnya. Meskipun mengalami peningkatan yang besar, mempertimbangkan Indonesia akan segera memasuki Indonesia Emas 2045, hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang harus segera diselesaikan. Oleh karena itu, literasi keuangan harus terus didorong edukasinya sejak dini sehingga literasi keuangan ini harus menjadi sebuah tanggung jawab keluarga hingga ke tingkat yang lebih kompleks seperti pemerintah.
Keluarga berperan besar dalam mendidik anak-anaknya untuk mengenal keuangan sejak dini. Peran orangtua dalam mengedukasi keuangan pada anaknya dapat dimulai dari kebutuhan yang paling sederhana, seperti mengidentifikasi uang koin dan uang kertas serta nilai yang dikandungnya. Selain itu, sang anak dapat diajarkan untuk bisa membedakan barang yang merupakan kebutuhan dan keinginan. Kedua hal ini harus dapat dibedakan sedini mungkin agar ke depannya sang anak dapat menggunakan uangnya dengan bijak.
Pada usia anak yang lebih lanjut, literasi keuangan tingkat lanjut mulai dapat diajarkan, seperti melacak setiap pengeluaran dan pendapatan yang ada. Edukasi paling sederhana dapat dimulai dengan mendata uang jajan yang diberikan dapat dipergunakan dan dilacak setiap hari untuk memberikan kesadaran anak tentang pentingnya nilai sebuah uang dan perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran.
Peran selanjutnya untuk dapat meningkatkan literasi keuangan dapat dilakukan oleh pemerintah melalui sekolah. Kurikulum keuangan tingkat dasar dapat diterapkan untuk memberikan penjelasan awal tentang ilmu keuangan dasar yang umumnya digunakan dalam kehidupan, seperti konsep Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau diskon. Dengan tetap menerapkan dan meneruskan ilmu-ilmu keuangan yang sudah diterapkan dalam keluarga, diharapkan sekolah dapat membantu siswa untuk memahami konsep dasar keuangan.
Selain sekolah, perguruan tinggi juga berperan besar untuk bisa memberikan bimbingan keuangan yang lebih kompleks, seperti konsep inflasi, penggunaan kartu kredit dan debit, pegadaian, dana pensiun, asuransi, dan perbankan. Perlu diingat bahwa perguruan tinggi berperan juga dalam meneruskan ajaran keuangan dari tingkat-tingkat sebelumnya.
Strategi-strategi yang telah dipaparkan di atas merupakan dasar-dasar keuangan yang lazim digunakan dalam bertransaksi, literasi keuangan dapat diterapkan menuju kelas yang lebih tinggi lagi, seperti belajar mengenai pasar modal, reksadana, hingga cryptocurrency. Hal tersebut merupakan sarana penghasilan tambahan yang umumnya dapat dipelajari jika mengikuti jurusan terkait. Tetapi, orang awam disarankan untuk bisa memahami hal tersebut.
Jika dikaitkan dengan survei dari OJK, tingkat pengetahuan responden terhadap pasar modal bahkan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pembelajaran pasar modal, reksadana, dan cryptocurrency menjadi cukup penting karena dengan perkembangan dunia dengan kondisi ekonomi yang tidak dapat diprediksi, penghasilan tambahan menjadi sebuah keharusan untuk bisa menanggulangi kejadian tak terduga.
Meskipun tidak perlu memberikan bimbingan secara rincian dalam kurikulum keuangannya, pemerintah tetap berkewajiban untuk bisa menyediakan ekosistem yang aman dan nyaman. Di luar daripada itu, internet dapat menjadi sumber utama untuk menambah wawasan khususnya dalam bidang-bidang tersebut demi meningkat literasi keuangannya. Tentunya mempelajari hal tersebut dapat memberikan manfaat dengan mengurangi tingkat judi online dan penipuan yang umumnya bersumber dari kesenjangan ekonomi.
Internet menyediakan berbagai macam sumber pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperluas cakrawala pengetahuan tentang permodalan dunia. Sebagai contoh, melalui platform Youtube, kita mampu menggali berbagai macam channel untuk dapat belajar mengenai ekonomi, seperti Ngomongi Uang, Finansialku.com, D’Gold Father, hingga Raditya Dika. Semua sumber daya tersebut dapat digunakan untuk bisa menambah wawasan mengenai keuangan dan finansial secara gratis.
Dengan kondisi literasi keuangan Indonesia yang sangat memprihatinkan sekarang, dibutuhkan langkah dan strategi yang tepat untuk bisa meningkatkan persentasenya menjelang Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi yang akan mengikutinya. Strategi yang dapat digunakan adalah melalui perantara organisasi dan komunitas yang ada di masyarakat, mulai dari paling kecil hingga ke tingkat yang lebih besar.
Edukasi mendasar tentang konsep uang dan kurikulum keuangan dalam fase sekolah serta perguruan tinggi dapat menjadi langkah awal untuk bersama-sama memerangi rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia, terutama generasi-generasi muda. Negara juga seharusnya bisa mendorong minat masyarakat untuk mempelajari keuangan di luar dari sekolah dan keluarga melalui internet serta menjamin keamanan dan privasi masyarakat ketika melakukan pembelajaran dan transaksi secara daring.
Juan Farrel Wongso mahasiswa Universitas Airlangga
Sumber: Mendorong Langkah Maju Literasi Finansial (detik.com)