Markah Warung: Nasi Dendeng dan Gulai ‘Kalcer’ yang Nyempil di Jaksel

Kuliner

Indonesia Menyapa, Jakarta — Terlepas dari makanan kekinian, ternyata menu rumahan bisa disajikan dengan gaya menarik. Di warung nasi ‘kalcer’ ini ada nasi dendeng hingga gulai yang creamy.

Di era gempuran berbagai makanan modern, ternyata masakan rumahan yang sedap juga bisa menarik selera. Dengan sentuhan dan cara penyajian yang berbeda.

Dewasa ini ramai digunakan istilah ‘kalcer’ yang merujuk pada kata culture dalam bahasa Inggris dan budaya dalam bahasa Indonesia. Maksudnya kalcer digunakan untuk menunjukkan tren kekinian yang tengah digandrungi anak muda.

Tak hanya sekadar pakaian, musik, hobi, atau kafe, ternyata ada tempat makan berupa warung nasi yang dikemas dengan konsep kalcer tersebut. Menu rumahan yang dihidangkan di sini sukses menarik selera

Menyambangi warung nasi kekinian yang nyempil di Jakarta Selatan ini, detikfood mencicipi beberapa menu andalannya. Tak lupa kami juga menikmati racikan unik minumannya yang memadukan kopi dengan kelapa.

 

Markah Warung
Memanfaatkan ruangan yang terbatas, Markah Warung berhasil menghadirkan warung nasi bergaya kalcer. Foto: detikcom/Diah Afrilian

 

Konsep ‘kalcer’ yang nyaman

Buka sejak 4 tahun silam, Markah Warung memiliki perpaduan konsep yang unik. Di sini kamu bisa menikmati berbagai menu rumahan yang enak, dengan racikan minuman khas kafe, dan tentunya suasana kalcer dan kekinian.

Memanfaatkan lahan dan ruangan yang tak terlalu luas, Markah Warung justru menghadirkan definisi nyaman. Pernak-pernik yang menyesuaikan hobi kebanyakan anak muda masa kini hingga sentuhan dan ornamen yang klasik tetapi estetik.

Markah Warung memiliki dua area makan yang terbagi menjadi indoor dan outdoor. Kursinya tak terlalu banyak, di bagian luarnya hanya untuk sekitar 4-6 orang sementara di bagian dalamnya menampung 12-16 orang dalam satu waktu.

Pengunjung harus sabar terutama ketika warung sedang ramai dengan antrean pelanggan. Markah Warung juga cocok untuk sekadar menjadi tempat melipir ketika jenuh menghadapi kemacetan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

 

Markah Warung
Tak hanya warung makan, di dalamnya juga ada kafe dengan racikan kopi yang enak. Foto: detikcom/Diah Afrilian

 

Perpaduan warung nasi dan kafe

Walaupun berkonsep warung nasi tetapi di sini juga ada kafenya, lho! Ide untuk menyatukan kafe dan warung makan menjadi satu ternyata sangat membantu dan mengefisienkan waktu serta keinginan para pelanggan.

Belum ingin makan berat? Ada racikan kopi dan camilan di kafe. Mulai terasa lapar? Ada berbagai menu nasi dan lauk pauk komplet yang dapat dipesan.

Tertarik dengan sudut kafenya, kami memesan dua minuman andalan mereka. Ada Kopi Susu Klapa yang dibanderol Rp 20.000 per gelasnya dan Madu Sereh yang segar cukup dibayar senilai Rp 28.000 per gelas.

Kopi Susu Klapanya memiliki karakter yang unik. Komposisinya berupa krimer, sirup vanila, saus karamel, espresso, cold krim, serta santan yang memberikan sentuhan rasa unik.

Espresso yang kuat dipadukan dengan gurih legit saus karamel, manisnya sirup vanila, dan susu kelapa yang gurihnya khas. Sehingga ketika disesap rasanya akan silih berganti menyentuh lidah, antara manis dan gurih. Tak lupa tambahan cold krimnya juga memberikan tekstur lembut.

Untuk minuman Madu Serehnya lebih cocok bagi penikmat non kopi. Racikan teh, jahe, sereh, serta gula cair yang dihidangkan dingin terasa hangat di tenggorokan berkat rasa jahenya yang dominan.

Rasa minumannya tak terlalu manis, justru hangat segar jahe dengan aroma sereh yang lebih dominan. Tehnya tak terlalu pekat, sepertinya memang sengaja dibuat encer agar tak mengalahkan jahe dan sereh yang ingin ditonjolkan.

 

Nasi dendeng yang mlekoh

Markah Warung
Nasi Dendng khas Markah menjadi menu yang nikmat dan tak boleh lupa dipesan. Foto: detikcom/Diah Afrilian

 

Setelah puas pada sudut kafenya, kami bergeser menu etalase lauk pauk yang seolah sudah memanggil sejak memasuki pintu Markah Warung. Beberapa menu dalam etalase tampak sudah habis pada sekitar pukul 18.00 WIB.
Beruntungnya kami masih kebagian beberapa lauk andalan mereka. Salah satunya adalah nasi dendeng yang warna merahnya paling mencolok di antara lauk pauk yang lain.

Seporsi nasi dendeng yang kami pesan berisi nasi putih, dendeng, serundeng, daun singkong, irisan timun, kerupuk udang, serta kuah kaldu rempah. Harga seporsi nasi yang lengkap ini dibanderol Rp 38.000 saja.

Tekstur dendengnya empuk dan tidak kering dengan rasa pedas cabai merah yang dominan. Tetapi ketika disiram dengan kuah kaldu rempah rasa pedasnya sedikit lebih berkurang tetapi diperkaya dengan rasa gurih lembut dari kaldunya.

 

Creamy kuah nasi gulai bikin nagih

Markah Warung
Nasi Gulainya disajikan dengan creamy berempah. Foto: detikcom/Diah Afrilian

 

Selain nasi dendeng kami juga tertarik melihat wadah berisi bumbu gulai yang pekat warnanya. Seporsi Nasi Gule kami pesan seharga Rp 31.000 dengan isian nasi putih, gulai daging, bumbu hitam, sambal, keripik singkong, serta irisan timun.

Uniknya nasi gulai yang disajikan berbeda dengan nasi gulai pada umumnya yang viral dan digemari anak muda. Kuah gulainya tak terasa pedas menyengat, konsistensi kuahnya juga creamy dengan rasa gurih rempah.

Bagi penggemar rasa pedas sebaiknya menambahkan sambal yang telah disiapkan sebagai pendamping. Potongan dagingnya tak terlalu banyak, tetapi teksturnya lembut dan tidak berurat maupun terlalu banyak lemak.

 

Markah Warung
Sebagai lauk tambahan juga bisa memesan ayam goreng bumbu hitam yang nikmat. Foto: detikcom/Diah Afrilian

 

Rendang dan ayam goreng bumbu hitam

Jika ingin mencicipi lauk tambahan lainnya, ada juga menu-menu yang dapat dipesan di sini. Misalnya seperti rendang dan ayam goreng bumbu hitam yang dibanderol mulai dari Rp 20.000an.

Ayam goreng bumbu hitamnya menggunakan ayam goreng serundeng sebagai bahan utamanya. Ayam yang sudah diungkep digoreng hingga renyah dan diberi taburan serundeng. Rasanya renyah di luar tetapi tetap juicy pada bagian dalam dagingnya.

Keunikan bumbu hitam di sini terletak pada rasanya. Rupanya bumbu hitam yang digunakan mengacu pada bumbu hitam khas Solo bukan Madura. Sehingga rasanya lebih manis gurih dibandingkan pedas seperti pada nasi bebek atau nasi ayam khas Madura.

Untuk rendangnya memiliki tekstur yang empuk, bumbu rempah yang berlimpah, dan rasanya mirip seperti rendang rumahan yang dapat ditemui saat acara keluarga. Saking empuknya daging rendang di sini tak butuh tenaga untuk dipotong atau dihancurkan, akan lebih nikmat jika disantap dengan nasi putih hangat.

Ingin tempat makan atau produk Anda direview oleh detikcom? Kirim email ke foodreview@detik.com.

 

Sumber: Markah Warung: Nasi Dendeng dan Gulai ‘Kalcer’ yang Nyempil di Jaksel (detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *