Tersembunyi di Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi, terdapat sebuah perkampungan yang menggambarkan harmoni antara manusia dan laut. Kampung Bajo Mola, sebuah tempat di mana Suku Bajo menjalani kehidupan unik sebagai pengembara laut telah memukau dunia dengan keterampilan tradisional mereka.
Dikenal sebagai “sang pengembara laut,” penduduk Kampung Bajo Mola hidup dalam rumah panggung yang mengapung di atas laut. Gaya hidup mereka bergantung pada hasil laut sebagai mata pencaharian utama dan sumber kehidupan. Mereka telah menjaga cara hidup ini sejak tahun 1600-an dan memanfaatkan timbunan karang sebagai dasar rumah-rumah terapung mereka.
Asal usul Suku Bajo yang berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina memberikan kisah menarik tentang adaptasi manusia terhadap lingkungan laut. Kemampuan mereka untuk menyelam tanpa alat selama 13 menit dan mencapai kedalaman 70 meter telah memikat perhatian para peneliti dari luar negeri. Limpa yang 50% lebih besar dari manusia biasa adalah bukti adaptasi turun-temurun yang luar biasa.
Suku Bajo Mola memiliki keterampilan yang luar biasa dalam menangkap ikan menggunakan alat tangkap yang sederhana namun efektif, seperti tombak dengan ujung garpu tajam dan panah semacam senapan.
Warga setempat juga memiliki tradisi menangkap ikan dan teripang ke perairan dangkal pada malam hari. Anda pun bisa ikut menangkap Gurita dan Teripang dengan perahu mereka. Perjalanan untuk menangkapnya cukup jauh yakni memakan waktu 2 jam untuk sampai di perairan samudera yang dangkal.
Kampung suku Bajo juga menjadi surga kuliner untuk pecinta seafood. Warga setempat menyajikan hasil laut segar yang ditangkap ditengah laut maupun yang dipelihara ditambak dibawah rumah mereka seperti aneka ikan, udang dan lobster
Bagi para pelancong dan pecinta laut, Kampung Bajo Mola telah menjadi tujuan yang luar biasa. Menjelajahi keindahan bahari di sekitarnya, berpartisipasi dalam kegiatan nelayan lokal, dan menikmati kuliner hasil laut segar adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bagi Suku Bajo, kehidupan mereka yang unik dan keterampilan tradisional mereka merupakan perwujudan keajaiban kehidupan manusia dan laut yang berdampingan dengan harmonis. (Ma)