Indonesia Menyapa, Jakarta — Di Jalan Pintu Air Pasar Baru ada warung makan hidden gem yang lokasinya di dalam gang. Mereka menawarkan ayam dan bebek goreng serundeng dengan bumbu Bali spesial!
Tempat makan di Pasar Baru Jakarta tidak sebatas di dalam jalanan utama Pasar Baru atau di Pasar Atom saja, tetapi juga di area sekitarnya seperti di Jalan Pintu Air.
Di jalanan ini, kamu bisa menemukan tempat makan ayam dan bebek goreng yang unik. Mereka tidak memakai bumbu hitam ala Madura, tetapi menggunakan racikan bumbu khas Bali.
Tidak hanya bumbu Balinya yang spesial, tetapi serundeng hingga sambalnya juga terkenal bikin pelanggan ketagihan.
Meskipun tempatnya ‘tersembunyi’, tetapi warung makan ini ramai dipadati pelanggan. Kebanyakan yang datang juga orang-orang perkantoran yang bekerja di sekitar kawasan Pasar Baru.
Penasaran dengan kelezatan nasi ayam dan bebek goreng ini, detikFood ikut mencobanya. Kami memesan nasi ayam, bebek, dengan sate-satenya yang komplet. Kami juga sempat berbincang dengan pemiliknya yang punya kisah menarik di balik warung makannya ini.
1. Berawal dari hobi makan bebek

Warung ini merupakan usaha Andi. Dahulu ia kerja di bidang yang berbeda dari sekarang. Sampai suatu saat Andi merasa sangat jenuh dengan pekerjaannya, lalu memutuskan untuk usaha ini.
Warung makan ini pun ia dirikan pada tahun 2011. Awalnya Andi hanya menawarkan hidangan bebek goreng saja, tidak ada ayam dan sate-satean lengkap seperti sekarang.
Ide usahanya ini juga muncul akibat rasa hobi. Andi mengaku hobi makan bebek dan sering berkeliling makan bebek.
Suatu hari ia makan bebek di Indramayu, Jawa Barat dan menemukan warung makan itu menawarkan bebek pedas. Dari situ ia pun memiliki ide untuk buka usaha nasi bebek.
“Dari situ akhirnya saya buka usaha nasi bebek, tapi saya gak mau disamakan dengan nasi bebek Madura. Akhirnya coba bikin nasi bebek bumbu Bali.” ujarnya.
2. Lokasinya di dalam gang

Warung Ayam Bebek Serundeng Bang Andi lokasinya cukup tersembunyi karena memang berada di dalam gang jalan Pintu Air Pasar Baru.
Tidak jauh dari area masuk Jalan Pintu Air kamu bisa menemukan tempat makan yang bentuknya tidak seperti warung atau restoran pada umumnya. Bahkan, tidak ada plang atau papan nama sebagai pertanda.
Namun, tidak perlu khawatir salah tempat karena lokasinya tepat di depan gang. Kalau sudah bisa melihat pelanggan makan di pinggir jalan atau kompor-kompor berjejer, di situlah keberadaan ayam bebek serundeng ini.
Warung makannya memang tidak luas, hanya menempati gang kecil pinggir jalan. Awalnya, mereka juga tidak berencana untuk membuka area dine-in di gang tersebut.
Area gang cuma dijadikan dapur untuk memasak. Sedangkan mereka menjualnya pakai gerobakan di depan Hotel Classic. Namun, setelah beberapa bulan jualan, mereka mendapat banyak peminat dari karyawan yang berlalu lalang di depan gang tersebut.
Andi, pemilik warung mengungkap, banyak karyawan yang meminta agar mereka membuka layanan makan di area gang tersebut. Akhirnya Andi inisiatif untuk membuka layanan makan langsung di tempat.
Seiring berjalannya waktu, menurut Andi, pengunjung yang datang pun lebih ramai di gang daripada di gerobakan depan Hotel Classic.
Area makannya memang kecil, hanya ada satu mejja panjang menempel di dinding gang, dan 2 atau 3 meja di depan gang. Kurang lebih hanya bisa ditempati oleh 10 orang.
Mereka buka Senin-Sabtu, minggu dan tanggal merah tutup. Buka mulai pukul 10.30 – 16.00. Namun, mereka buka lagi gerobakan di depan hotel Classic mulai pukul 16.30 – 21.00 WIB
3. Bumbu Bali yang jadi daya tarik

Meskipun lokasinya tersembunyi, tetapi warung ayam dan bebek ini rupanya memiliki banyak penggemar. Sebab, ayam dan bebek goreng yang mereka tawarkan dimasak dengan bumbu Bali.
Andi punya saudara orang Bali, mereka akhirnya saling berbagi ide terkait bumbu tersebut.
“Saya punya saudara orang Bali. Terus saya tanya kalau mau diadakan bumbu, kalau misalnya dia punya resep masakan Bali saya pengen dijadiin bumbu bisa gak. Akhirnya saya dikasih resepnya dan jadi bumbu Bali ini,” jelas Andi kepada detikFood (05/06/24).

Bumbu Balinya juga sengaja tidak dibuat pedas karena menurut Andi tidak semua pelanggan suka masakan pedas.
Selain bumbu Bali, hal yang banyak digemari pelanggan di sini yaitu serundeng. Andi mengaku serundengnya dibuat dengan kelapa yang benar-benar tua sehingga hasilnya lebih gurih.
4. Raih omzet Rp 40 juta per bulan

Keunikan dan kelezatan ayam dan bebek goreng membuat warung makan milik Andi selalu ramai pembeli.
Andi mengaku setiap hari bisa menghabiskan sekitar 20 ekor untuk potongan ayam besar dan 15 ekor untuk ayam potongan kecil. Sedangkan bebeknya bisa habis 15 ekor per hari.
Soal omzet, Andi mengaku jika warung nya sedang ramai, bisa menyentuh angka Rp 35 sampai Rp 40 juta. Sebenarnya omzet ini lebih kecil dibandingkan sebelum pandemi. Namun, sudah cukup lumayan meningkat dibandingkan kondisi ketika pandemi melanda.
“Dulu itu lebih besar lagi karena lebih rame. Pandemi merosot banget, dari ayam 30 dan bebek 15, jadi ayam 5 bebek cuma 3. Jatoh banget kan,” jelas Andi.
Setelah pandemi redup, usahanya mulai naik kembali tetapi tetap tidak bisa seperti sebelum pandemi. Andi pun merasa terbantu oleh konten kreator, meskipun keadaannya belum bisa membalikkan keadaan seperti dulu.
5. Nikmatnya nasi ayam dan bebek goreng serundeng bumbu Bali

Detikfood memesan dua porsi nasi ayam goreng dan bebek goreng yang dilengkapi dengan sate usus goreng dan perkedel.
Untuk ayam, mereka punya dua pilihan potongan, yaitu potongan besar dan potongan kecil. Harga untuk nasi dengan sepotong ayam kecil dibanderol (Rp 16.000) dan ayam besar (Rp 21.000).
Untuk saat ini, ayam yang digunakan adalah ayam broiler. Kalau ada pengunjung yang request ayam kampung, barulah mereka menyiapkannya dengan ayam kampung.
“Untuk saat ini sih pake ayam broiler. Tapi kalau ada yang pesen ayam kampung baru kita gorengin ayam kampung,” ujar Andi.
Setelah memesan, ayam yang sudah diungkep dengan bumbu kuning ini kemudian digoreng langsung. Disajikan dengan nasi, sambal bawang dan sambal ijo, serundeng, dan bumbu bali.
Rasa ayam gorengnya seperti ayam goreng pada umumnya. Namun, digoreng sampai tingkat kematangan yang pas. Ayamnya baru terasa berbeda ketika dimakan dengan bumbu Bali, serundeng, dan sambal.

Bumbu Balinya memang tidak pedas, tetapi terasa aroma dan rasa rempah-rempahan, seperti kencur dan kunyitnya cukup terasa. Meskipun memang sentuhan rasa rempahnya sangat ringan. Adapun sedikit sentuhan pedas dari bumbu Bali itu.
Untuk serundengnya punya butiran halus dan garing. Rasa kelapanya juga tidak begitu kuat, tetapi ada sentuhan rasa manis gurih yang datang dari serundeng tersebut.
Bebek gorengnya tidak kalah enak karena memang dimarinasi dengan bumbu Bali, baru digoreng. Mereka hanya punya satu potongan bebek yang dibanderol dengan harga Rp 20.000 sudah termasuk nasi.

Tekstur dagingnya lembut dan kenyal. Bebeknya tidak mau amis dan bumbu Balinya meresap sampai ke dalam daging.
Sate ususnya juga garing dan tidak bau. Begitupun dengan perkedelnya yang punya rasa kentang cukup kuat, teksturnya lembut, dengan rasa gurih yang pas.
Kalau baru buka, menu-menu pelengkap lainnya masih komplet, mulai dari bakwan jagung, tahu, tempe, perkedel, sate usus, sate ati ampela, sate ceker, dan masih banyak lagi.
Sumber: Hidden Gem! Ayam dan Bebek Goreng Serundeng Bumbu Bali di Dalam Gang (detik.com)