Alat Sadap Pegasus Berbahaya dan Mengancam Demokrasi

Indonesia Menyapa, Jakarta – IndonesiaLeaks mengungkap jejak perangkat spyware Pegasus di Indonesia. Dalam laporan tersebut, Pegasus disebut dimanfaatkan oleh Polri dan Badan Intelijen Negara untuk menyasar masyarakat sipil.

Investigasi dari Indonesialeaks.com menyebutkan bahwa NSO Group Technologies Israel pernah mengirim pegasus ke entitas bisnis di Indonesia yaitu PT MWK melalui bandar udara Soetta pada 15 September 2020.

Pengiriman tersebut berasal dari Q Cyber Technologies (NSO Group) yang dibungkus produk elektronik, mulus masuk ke Indonesia tanpa ada halangan sama sekali.

Konsorsium IndonesiaLeaks, di antaranya beranggotakan Tempo, bersama jaringan jurnalisme global Forbidden Stories serta Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menemukan indikasi operasi spyware Pegasus di Indonesia.

Situs Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mencatat Kepolisian RI pernah dua kali membeli perangkat lunak “zero click intrusion system” yang hanya dimiliki oleh Pegasus pada tahun 2017 dan 2018.

Kepala Divisi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Polri Inspektur Jenderal Slamet Uliandi yang dikutip dari tempo.co membantah lembaganya pernah membeli dan menggunakan Pegasus. Namun, ia mengakui lembaganya pernah menggunakan alat sadap bermetode zero-click.

Sementara itu, Badan Intelijen Indonesia belum memberikan pernyataan soal lapiran IndonesiaLeaks terkait penggunaan Pegasus.

Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Damar Juniarto dari laman tempo.co mengatakan laporan IndonesiaLeaks merupakan konfirmasi adanya pengintaian di ruang digital yang selama ini bersifat dugaan. Konfirmasi ini penting karena mematahkan argumen perusahaan penyedia Pegasus, NSO Group, yang mengklaim teknologi mereka untuk menanggulangi kejahatan dan meningkatkan keamanan publik.

Faktanya, laporan IndonesiaLeaks mengungkap mereka yang diintai adalah orang-orang yang bukan termasuk pelaku kejahatan. Sebab, yang menjadi target adalah politikus hingga jurnalis. “itu adalah sebuah bentuk pelanggaran hak asasi,” kata Damar Juniarto.

Sementara Sekjen AJI Indonesia Ika Ningtyas dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (20/6/2023) menyoal keberadaan Pegasus yang bisa memberikan ancaman besar bagi demokrasi Indonesia,”Itu tidak sekadar mengintai, tidak sekadar memata-matai kelompok kritis yang ditargetkan. Tapi itu memberikan konsekuensi yang cukup besar terhadap demokrasi kita,”

Ika mengingatkan kembali pada kasus pembunuhan terhadap jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

“Dia (Jamal) ditarget dengan alat ini, dan akhirnya pada kematian Jamal,” kata Ika.

Pegasus merupakan produk spyware yang sangat berbahaya karena didesain untuk memantau semua kegiatan pengguna ponsel, seperti SMS, email, data lokasi, riwayat browsing, panggilan telepon, dan lainnya. software itu pun bisa digunakan untuk menyalin data, mengaktifkan kamera, dan menghidupkan mikrofon untuk menyadap pembicaraan tanpa diketahui korban. (An)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *