7 Fakta Maldives, Negara Islam yang Tolak Turis Israel

Destinasi Wisata

Indonesia Menyapa, Jakarta — Maldives atau Maladewa melarang pemegang paspor Israel masuk ke negaranya. berikut tujuh fakta tentang Maldives yang ternyata berpenduduk mayoritas muslim.

Presiden Maladewa Mohamed Muizzu menetapkan larangan tersebut menyusul rekomendasi dari kabinet. Larangan itu dilakukan demi solidaritas Palestina.

Kantor kepresidenan Maladeva dalam siaran persnya seperti dilansir Saudi Gazette, Rabu (5/6/2024), menyebut Muizzu menunjuk utusan khusus untuk menilai kebutuhan Palestina dan menyiapkan penggalangan dana untuk membantu saudara-saudari kita di Palestina dengan UNRWA.

Muizzu juga mengadakan rapat umum nasional dengan slogan “Falastheenaa Eku Dhivehin” yang artinya “Warga Maladewa dalam Solidaritas dengan Palestina.”

“Bersama dengan pemerintah dan masyarakat Maladewa, saya menyerukan gencatan senjata segera, diakhirinya kekerasan dan akses kemanusiaan tanpa hambatan,” kata Muizzu, dikutip dari media sosial X-nya.

Unggahan di X itu bertepatan beberapa hari setelah presiden mengutuk serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah yang menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina dan melukai lebih dari 200 orang.

Sikap tegas Maladewa membuat negara itu menjadi sorotan. Ada di mana dan seperti apakah Maladewa itu?

 

Berikut tujuh fakta Maladewa

 

1. Ribuan Pulau Kecil, Daratan Sedikit

Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini memiliki 26 atol yang terbagi menjadi 20 atol administratif dan 1 kota.

Terletak di garis khatulistiwa di tengah Samudera Hindia, Maladewa adalah negara kepulauan terpencil yang terdiri dari hampir 1.200 pulau di 26 atol berbentuk cincin. Meskipun rangkaian pulaunya terbentang sepanjang 823 km, Maladewa hanya menempati area daratan seluas 298 km2.

Maladewa beribu kota di Male dan memiliki Bandara Internasional Velana sebagai pintu masuk.

 

2. Negara Berpenduduk 100 Pesen Muslim

100 persen warga Maladewa beragama Islam. Dalam catatan sejarah, Islam masuk ke Maladewa sebelum abad ke-12 seperti tertulis dalam riset berjudul Divehi as Heu Nubai (Good versus Bad) yang dilakukan Muhammad Jamil.

Hukum Islam atau syariah menjadi landasan hukum di Maladewa. Tidak ada agama selain Islam yang dipeluk oleh penduduk Maladewa. Para pemimpinnya selalu bangga menyebut negara mereka sebagai negara 100 persen muslim.

Menteri Negara Islam Mohamed Shaheem Ali Saeed mengatakan bahwa menurut konstitusi Maladewa, negara tersebut adalah negara yang 100 persen muslim.

Pemerintah Maladewa memiliki aturan ketat tentang kebebasan beragama. Konstitusi dan undang-undang kebijakannya membatasi kebebasan beragama.

 

3. Agama Resmi Hanya Islam

Berdasarkan undang-undang dasar negara 2008, Pemerintah Maladewa menetapkan Islam sebagai agama resminya. Warga negara dilarang menganut agama apa pun selain Islam.

Namun, aturan tersebut hanya berlaku bagi penduduk Maladewa. Pengunjung ataupun pekerja dari luar Maladewa tetap diperbolehkan menjalani ritual keagamaan selain Islam.

Pengunjung Maladewa dilarang mengajak dan mendorong warga setempat untuk menganut agama apa pun selain Islam.

 

4. Pakai Bikini Hanya di Tempat Tertentu

Kendati menonjolkan wisata pantai, Maladewa membatasi turis memakai bikini. Penggunaan baju renang, seperti bikini, hanya terbatas di pulau resor atau kapal pesiar.

Aturan lainnya jika tidak sedang berada di pulau resor, sebaiknya jangan menampilkan kemesraan dengan pasangan. Soal sopan santun juga diatur, terutama saat datang berlibur di hari besar Islam seperti Ramadan atau Lebaran.

 

5. Pariwisata Tulang Punggung Ekonomi Maladewa

Dikutip dari situs kemlu, perekonomian Maladewa bertumpu pada sektor tertier (jasa), khususnya sektor pariwisata, dengan kontribusi terhadap GDP mencapai 30% pada 2011.

Pengembangan pariwisata dimulai sejak 1972. Pada waktu itu dua pengusaha Maladewa berpatungan dengan investor Italia untuk mengembangkan pulau Vihamanafushi (sekarang bernama Kurumba) yang berada beberapa mil dari Ibu Kota Male menjadi tourist resort. Kemudian, di tahun yang sama dikembangkan resort baru di Pulau Bandos.

Pengembangan kedua resort tersebut merupakan cikal bakal keberhasilan pariwisata di Maladewa dan untuk mendukung akses transportasi ke negara tersebut, termasuk membangun Bandara International Velana.

 

6. Etnis Maladewa

Populasi Maladewa hampir seluruhnya milik kelompok etnis Maladewa. Etnis itu merupakan campuran dari berbagai bangsa yang menetap di pulau-pulau di negara itu. Para pemukim pertama, diyakini secara umum, adalah orang-orang Tamil dan Sinhala dari India selatan dan Sri Lanka.

Pedagang dari negara-negara Arab, Malaya, Madagaskar, Indonesia, dan Cina mengunjungi pulau-pulau itu selama berabad-abad. Adapun bahasa resmi Maladewa yaitu bahasa Indo-Eropa yang disebut Dhivehi atau Maladewa dalam Bahasa Arab, Hindi, dan Inggris juga digunakan.

 

7. Daur Ulang Air

Sebagian besar air yang diminum di Maladewa merupakan hasil daur ulang dan pengolahan melalui desalinasi osmosis balik. Prosesnya aman, namun menghilangkan semua mineral alami dari H20, sehingga tak terlalu menyegarkan.

Banyak mengkonsumsi buah (nilai plus tanpa gula tambahan) bisa jadi solusi mencegah dehidrasi selama di Maladewa. Bisa juga membeli bubuk minuman rehidrasi di bandara saat kedatangan.

 

Sumber: 7 Fakta Maldives, Negara Islam yang Tolak Turis Israel (detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *